Jabar Hari Ini: Pemudik Jakarta Positif Corona-MA Hukum Mati Pembunuh Sopir Online

Jabar Hari Ini: Pemudik Jakarta Positif Corona-MA Hukum Mati Pembunuh Sopir Online

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 04 Apr 2020 20:40 WIB
Emak2 subang geruduk kantor desa tanya dana kompensasi covid-19
Emak-emak geruduk kantor desa di Subang tuntut kompensasi COVID-19/Foto: Dian Firmansyah
Bandung -

Peristiwa demi peristiwa yang berkaitan dengan COVID-19 terus bermunculan. Hal itu seiring dengan terus bertambahnya warga yang terindikasi maupun terkonfirmasi positif virus yang menyerang sistem pernafasan itu.

Pada Sabtu (4/4/2020), sekeluarga di Kabupaten Cianjur terindikasi positif COVID-19 setelah mudik dari Jakarta, sementara di Subang emak-emak menggeruduk kantor desa meminta dana kompensasi akibat terdampak virus tersebut. Apa saja yang terjadi di Jabar lainnya hari ini, berikut ulasannya :

Sekeluarga Terindikasi Positif COVID-19 Sepulang dari Jakarta

Sekeluarga di Kecamatan Karangtengah Cianjur terindikasi positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test. Keluarga asal Jakarta yang diduga terpapar virus Corona itu terdiri dari ibu dan dua anaknya.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Cianjur Yusman Faisal menjelaskan keluarga tersebut datang ke Cianjur sepekan lalu, setelah kepala keluarganya meninggal lantaran mengidap penyakit kronis.

Beberapa hari berada di Cianjur tepatnya di salah satu kompleks perumahan di Kecamatan Karangtengah, sang ibu mulai menunjukkan gejala batuk.

"Ternyata selama sepekan, batuknya tidak kunjung sembuh. Warga yang mengetahui adanya pendatang dari luar kota yang sakit selama beberapa hari langsung melapor ke RT dan RW, kemudian juga melapor ke puskesmas," kata dia kepada detikcom, Sabtu (4/4/2020).


Setelah dicek, ternyata sang ibu didapati positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Dari hasil itu, enam anggota keluarga lainnya, di mana tiga di antaranya merupakan anaknya turut menjalani rapid test.

"Hasilnya dari total tujuh orang yang diperiksa termasuk dari ibunya itu, tiga di antaranya positif berdasarkan hasil rapid test," paparnya.

"Tiga orang yang terdiri dari ibu dan dua orang anak tersebut langsung dibawa ke RSUD Sayang untuk menjalani isolasi dan penanganan medis," ucap Yusman menambahkan.

Mesti dari rapid test positif, ungkap Yusman, belum bisa dipastikan ketiganya positif COVID-19, sebab harus menjalani tes lanjutan berupa Reverse transcription polymerase chain reaction (RT PCR).


Pasien Positif dari Klaster Lembang Terus Bertambah

Jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Cimahi terus bertambah. Sore ini, ada tambahan tiga lagi pasien positif virus corona yang berasal dari klaster seminar Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Lembang. Sehingga total pasien positif di Cimahi ada 11 orang.

Pasien positif yang terkonfirmasi positif tersebut berasal dari Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kelurahan Cibeber dan Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi Chanifah Listyarini mengatakan tiga orang pasien positif tersebut terkonfirmasi dari hasil Swab Test dan hasil tracing yang dilakukan dari kasus positif sebelumnya.

"Betul ada penambahan 3 orang positif Corona Virus. Saat ini mereka ada yang isolasi mandiri dan ada juga yang dirawat di rumah sakit," ujar Chanifah saat dihubungi, Sabtu (4/4/2020).

Ketiga pasien positif Corona Virus itu termasuk ke dalam klaster seminar Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Serta ada juga yang masuk ke klaster seminar keagamaan di Kota Bogor.

"Sebetulnya rata-rata yang positif ini masuk klaster seminar Lembang. Tapi ada juga yang klaster seminar di Kota Bogor. Intinya itu memang saling berkaitan karena yang di Lembang juga awalnya yang dari Bogor," tuturnya.


Saat ini pihaknya masih melakukan tracing untuk melihat riwayat aktivitas dan kontak erat terhadap pasien positif tersebut sebab kemungkinan masih ada pasien yang belum terungkap.

"Sekarang tracing masih lanjut, ke depan pasti akan ada lonjakan kasus positif. Tapi kami harus waspada, daripada tidak ketemu lebih baik ditemukan sekarang. Makanya masih mengumpulkan data dan isu. Kami terus akan kejar dan buktikan dengan test. Kalau terbukti positif, maka tracing akan diperluas," jelasnya.

Saat ini keluarga pasien positif langsung melakulan isolasi mandiri. Ada juga pasien yang melakulan isolasi mandiri, namun diawasi secara ketat oleh pihak puskesmas.

"Keluarga semua sudah isolasi mandiri. Kalau pasien yang isolasi mandiri, biasanya mereka itu Orang Tanpa Gejala (OTG) karena imunnya bagus. Mereka diawasi ketat dan tinggal melakukan swab test setelah selesai diisolasi," tandasnya.


Emak-emak di Subang Geruduk Kantor Desa

Emak-emak di Pantura Subang menggeruduk kantor Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang. Kedatangan emak-emak ini untuk menuntut kejelasan dan realisasi janji pemberian bantuan bagi warga miskin yang terdampak COVID-19.

Menurut Aisyah salah satu warga setempat, kedatangannya bersama emak-emak yang lain untuk meminta kejelasan dan tranparansi dari pihak desa, terkait data dan pencairan dana kompensasi warga terdampak COVID-19. Ia memprotes karena namanya tidak tercantum dalam daftar tersebut.

"Saya pengen tahu judul-judulannya, orang lain diminta data dan dapat bantuan, kenapa saya enggak," ujarnya dengan nada tinggi di sela-sela aksi protesnya ke Kepala Desa, Sabtu (04/04/2020).

Adu mulut antara para emak dengan kepala desa ini terjadi di depan kantor desa. Mereka protes lantaran pendataan penerima bantuan warga miskin terdampak COVID-19 dinilai tidak merata dan kurang transparans hingga memicu kecemburuan.


Para emak-emak meminta agar mereka dimasukkan dalam data warga penerima bantuan, kendati hingga kini bantuan dari Pemprov Jabar belum terealisasi. "Saya juga sama warga terdampak, kenapa saya enggak dapat," ujarnya.

Sementara pihak desa mengaku hanya akan menyalurkan bantuan berdasarkan data yang diterima, setelah dilakukan verifikasi dengan berbagai ketentuan. Ia tidak dapat berbuat banyak karena tidak semua warga akan menerima bantuan yang memang hingga kini belum ada yang disalurkan.

"Menurut informasi, pak Gubernur itu yang akan memberikan kepada warga yang tidak dapat PKH, yang jompo, yang miskin yang penghasilan dibawah Rp 1 juta per bulan, kalau punya sawah berapa pun ya otomatis enggak dapat," ujar Kepala Desa Gempolsari Udin usai menghadapi emak-emak yang protes.


Dalam 8 Jam, 4 Warga Bandung yang Positif COVID-19 Meninggal Dunia

Dalam 8 jam, jumlah warga kota Bandung terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal bertambah empat orang. Informasi itu diumumkan di Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung pukul 16.07 WIB. Sehingga total kini jumlah yang meninggal menjadi 12 orang.

Dari data yang dihimpun detikcom, Sabtu (4/4/2020), jumlah pasien yang meninggal pada pukul 08.00 WIB delapan orang.

Sementara untuk warga positif corona, bertambah yang sebelumnya mencapai 35 orang kini bertambah menjadi 41 orang. Di antaranya, 23 masih menjalani perawatan, 6 sembuh dan 12 meninggal dunia.

41 orang warga positif itu tersebar di 19 kecamatan yang ada di 30 kecamatan di Kota Bandung. Kecamatan Andir 3 orang, Antapani 1 orang, Arcamanik 1 orang, Astana Anyar 1 orang, Babakan Ciparay 3 orang, Bandung Kidul 1 orang, Bandung Wetan 2 orang, Bojongloa Kaler 2 orang, Bojongloa Kidul 1 orang, Buah batu 2 orang, Cibeunying Kidul 2 orang, Cicendo 8 orang, Coblong 2 orang, Kiaracondong 5 orang, Lengkong 1 orang, Mandalajati 1 orang, Rancasari 1 orang, Regol 3 orang dan Sumur Bandung 1 orang.


Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan pihaknya meminta kepada RT RW, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk membentengi penyebaran virus corona di wilayah masing-masing.

"Saya minta kepada warga, RT RW, tokoh masyarakat untuk bekerjasama melawan corona dengan beridiam diri di rumah," kata Oded di Balai Kota Bandung.

Selain itu, Oded juga meminta warga Bandung yang ada di luar kota khusunya di Jakarta untuk tidak mudik dulu ke Bandung.

"Kami imbau untuk menunda mudiknya tahun ini, lebih baik kita lakukan sosial distancing dan physical distancing untuk mencegah corona agar keluarga kita terjaga dari penyebaran virus corona," pungkasnya.


Kasasi Dua Pembunuh Sopir Taksi Online Ditolak MA

Mahkamah Agung menolak kasasi yang diajukan dua pembunuh sadis sopir taksi online di Garut. Keduanya tetap dijatuhi hukuman mati.

"Terkait perkara pembunuhan sopir (taksi) online, putusan Mahkamah Agung, keduanya hukuman mati," ucap Kasi Pidana Umum Kejari Garut, Dapot Dariarma saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (4/4/2020).

Sekadar diketahui, Jajang alias Keling (33) dan Doni alias Abang (33) sebelumnya divonis Pengadilan Negeri Garut bersalah dan dijatuhi hukuman mati karena membunuh secara sadis seorang sopir taksi online bernama Yudi (26).

Sidang terhadap Abang dan Keling digelar PN Garut pada Senin (14/10/2019) lalu. Dalam sidang itu, majelis hakim menilai keduanya bersalah.

"Menjatuhkan hukuman kepada masing-masing terdakwa berupa hukuman mati," ucap ketua majelis hakim Endratno Rajamai membacakan amar putusan.

Atas putusan hakim tersebut, keduanya mengajukan banding. Abang dan Keling mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi. Berdasarkan informasi yang dihimpun, banding ditolak PT.

"Mereka memilih untuk mengajukan permohonan banding. Alasannya, menurut terdakwa, putusan vonis mati ini tidak sepadan dengan perbuatan yang dilakukan. Dianggap terlalu berat," ucap kuasa hukum Abang dan Keling, Asep Saeful saat itu.


Tak puas, keduanya kemudian mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Hasilnya, keduanya tetap divonis mati. "Berdasarkan putusan dari Mahkamah Agung, keduanya divonis mati," kata Dapot.

Kasus pembunuhan keji yang dilakukan oleh Abang dan Keling ini sendiri terjadi awal 2019 lalu, tepatnya pada Rabu (30/1/2019).

Kasusnya terungkap setelah polisi menerima laporan dari masyarakat yang menemukan sesosok mayat tanpa identitas di Jurang Cikandang, Kecamatan Cikajang.

Mayat tersebut belakangan diketahui adalah Yudi. Setelah melakukan proses penyelidikan, polisi kemudian menangkap Abang dan Keling yang diketahui sebagai dalang di balik tewasnya Yudi.

"Tersangka sudah merencanakan aksinya. Mereka meminta korban untuk diantar dari Pasirkoja, Kota Bandung ke Garut. Mereka mencuri dan menghabisi nyawa korban di Garut," ucap Kapolres Garut saat itu AKBP Budi Satria Wiguna, kepada wartawan Senin (18/2/2019).

Berdasarkan hasil penyidikan polisi, Abang dan Keling diketahui membunuh Yudi dengan sadis. Mulai dari kepala dibacok kapak, hingga dilindas mobil berulang kali. Setelah dipastikan tak bernyawa, keduanya kemudian membuang jasad Yudi ke jurang.

"Setelah membunuh, keduanya membawa kabur mobil milik Yudi ke wilayah Subang. Motifnya ekonomi," kata Budi.

Halaman 2 dari 5
(yum/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads