Wabah virus Corona dan kebijakan Pemkot Tasikmalaya melakukan pengawasan serta pengendalian mobilisasi masyarakat telah memukul roda usaha sektor informal. Kalangan yang mengalami dampak cukup besar di antaranya jasa angkutan umum dan pedagang kuliner.
"Omzet dagangan saya turun. Biasa satu hari dapat Rp 3 juta, setelah musim virus Corona ini paling dapat Rp 500 ribu," kata Agus Supriatna, pedagang kupat tahu, di kawasan Simpang Lima, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (1/4/2020).
Kupat tahu ini merupakan salah satu kuliner hits di Tasikmalaya. Pada jam-jam tertentu, biasanya kupat tahu ini dipadati pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sepi. harga bahan-bahan naik, jualan sepi. Repot jadinya," ujar Agus.
Demi Kebutuhan Tenaga Medis, Please Jangan Borong Masker:
Keluhan serupa diutarakan Asep Hermawan, sopir angkutan kota (angkot) di Tasikmalaya. "Boro-boro untung, kadang untuk mengganti bensin pun tak dapat. Tapi ya saya jalani saja, daripada diam menganggur, asalkan dapat untuk makan saja sudah untung," kata Asep.
Dia merasa cobaan yang dialaminya seakan bertubi-tubi. "Adanya kehadiran ojol (ojek online) kami sudah repot, sekarang akibat Corona, bisa stres jika kami memikirkan kondisi ini terus. Sekolah diliburkan saja kami sudah hilang penghasilan," ucapnya.
Ia mengaku tak jarang dalam sekali jalan menempuh rute trayek itu angkotnya kosong melompong. "Teman-teman bilang, hanya 'ngasuh jok' saja," ujar Asep sambil senyum kecut.