Gubernur Jabar Ridwan Kamil berniat memotong gaji aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jabar untuk percepatan penanggulangan virus Corona.
Kendati begitu, kebijakan satu arah itu menuai pro kontra dari kalangan ASN. Sebagian ASN ada yang mendukung, namun ada juga yang resah dengan pemotongan gaji selama empat bulan ke depan ini.
"Pegawai resah, yang populer RK. Kami tidak pernah terima kenaikan gaji seperti yang ada dalam SK," ujar salah seorang ASN yang minta namanya dirahasiakan kepada detikcom, Senin (30/3/2020) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya sistem tunjangan renumerasi kerja (TRK) tidak jelas prosedur pengisiannya, sehingga ASN belum mendapatkan haknya. "Sama saja dengan sebelumnya, ASN yang menolak kebijakan ini diminta untuk berkirim surat," katanya.
"Kalau mau dipotong, ya potong saja gajinya beliau. Saya tidak pernah dapat tambahan penghasilan, yang ada drop. Kecuali kalau saya suka curi anggaran, mungkin enggak masalah kalau gaji dipotong juga," ujarnya.
Sejumlah ASN pun turut mengomentari kebijakan tersebut, menurutnya untuk percepatan penanggulangan bisa digunakan dari dana zakat 2,5 % setiap bulannya.
"Penghasilan ASN sudah jelas, tiap bulan sudah ada peruntukannya untuk kebutuhan lain-lain. Kami tetap masuk mengerjakan pelayanan, enggak tutup dan tetap masuk kerja," ucapnya.
Menurutnya saat ini, resiko dirinya bekerja pun cukup tinggi, mengingat ada sejumlah staf dan pejabat Pemprov Jabar yang terindikasi positif Covid-19. "Resiko kami untuk bekerja juga sudah cukup tinggi, enggak dapat insentif, gaji juga dipotong," katanya.
Selain ASN, kebijakan ini juga menuai beragam respons warganet di akun Instagram Ridwan Kamil. Ada yang berbentuk dukungan, pertanyaan dan bentuk keheranan. Salah satunya ditulis oleh akun instagram @adenbajaj.
"Saya sebagai warga Jawa Barat mendukung kinerja cepat dari Kang Emil. Semoga Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya bisa cepat-cepat terbebas dari wabah ini. Amin," kata @adenbajaj dalam kolom komentar.
Begitupun respon salah satu warganet dengan akun @roaster.custom yang menanyakan cara berdonasi. Kemudian sempat di balas oleh Ridwan Kamil.
"Ke apps (aplikasi) Pikobar, fitur donasi," jawab Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Respons warganet pun ada yang keheranan, namun kemudian disambut dengan respon positif. Seperti ditulis akun @ardhanaa yang merasa kasihan jika gaji ASN dipotong.
"Kok kenapa ASN nya dipotong juga Pak gajinya? Kasian juga ya kalau para staff ASN nya dipotong juga gajinya. Tapi semoga barokah ya bapak-bapak ibu-ibu sekalian dan ASN di Jabar. Semoga Allah membalas dengan rezeki yang melimpah," katanya.
Menanggapi itu, Ridwan Kamil mengatakan menanggulangi Covid-19 merupakan kewajiban semua pihak, khususnya ASN yang menjadi relawan Covid-19. "Jadi tidak ada istilah menolak tidak menolak, ASN jabar itu sudah mengalami peningkatan pendapatan yang cukup besar sejak Januari 2020 dengan peningkatan tunjangan," kata Ridwan Kamil.
Ia tak merinci berapa besar tunjangan atau gaji yang akan dipotong, namun menurutnya pihaknya akan melakukan pemotongan dengan seadil dan seproporsional mungkin, sehingga tidak akan merugikan.
"Kedua persentasenya akan diatur seadil mungkin saya kira tidak akan memberatkan, mereka masih lebih beruntung dibanding profesi lain, dan ini dilakukan dibatasi kewenangan saya sebagai gubernur hanya untuk ASN yang ada di lingkungan pemprov Jabar tapi saya melakukan himbauan ini juga kepada kepala daerah dan ASN di lingkungan kota kabupaten," ujar Kang Emil.