Kabupaten Cianjur hanya mendapatkan 40 rapid test dari Pemprov Jabar. Kuota yang diberikan itu jauh dari usulan.
Rencananya Pemkab melakukan pengadaan sendiri sebagai langkah antisipasi dan pengecekan pasien diduga ODP Covid-19 di Cianjur. Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Cianjur Yusman Faisal mengatakan, dalam pengajuannya Cianjur meminta kuota alat penguji Covid-19 sebanyak 4.000 buah.
Namun yang diterima pada beberapa hari lalu hanya 40 buah rapid test. Angka tersebut bahkan jauh dari jumlah ODP dan PDP di Cianjur yang angkanya sudah mencapai sekitar 150 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ajukan empat ribu buah, yang dikirim hanya 40 rapid test. Tapi begitu dapat alatnya kami langsung gunakan dan tes beberapa pasien ODP Covid-19 yang masuk kategori A dan sejumlah tenaga medis yang melakukan penanganan. Alhamdulillah semuanya negatif," kata Yusman kepada detikcom, Senin (30/3/2020).
APD Menipis, Jokowi: Gunakan Produk Dalam Negeri:
Yusman mengaku tidak mengetahui persis alasan Cianjur hanya mendapatkan kuota yang sedikit. Namun kemungkinan ada pertimbangan mulai dari status Cianjur yang masih hijau dan kebutuhan yang banyak di daerah yang zona merah sedangkan stok di provinsi pun terbatas.
Oleh karena itu, lanjut dia, rencananya Pemkab Cianjur melakukan pengadaan sendiri rapid test melalui pengalihan anggaran di Dinas Kesehatan.
"Rencananya 500 buah, tapi kemungkinan bisa lebih sebab masih dibahas. Yang jelas akan melakukan pengadaan sendiri untuk stok, sehingga pasien ODP dan yang berisiko bisa segera dites untuk memastikan terpapar atau tidaknya Covid-19," ucap Yusman.