Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus Corona di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terus bertambah. Hari ini tercatat sebanyak 728 orang yang sebelumnya 233 orang. Dari jumlah itu dinyatakan selesai pemantauan sebanyak 32 orang dan tersisa 696 orang.
Data diberikan Satuan Tugas (Satgas) Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Sukabumi menjelaskan dari jumlah ODP itu terdapat 406 lelaki dan 290 perempuan. Untuk rentang usia sendiri tercatat antara lain:
β€ 5 tahun : 26 orang
6 - 19 tahun : 124 orang
20 - 29 tahun : 213 orang
30 - 39 tahun : 122 orang
40 - 49 tahun : 113 orang
50 - 59 tahun : 53 orang
60 - 69 tahun : 31 orang
70 - 79 tahun : 11 orang
β₯ 80 tahun : 3 orang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih dari data yang sama untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mencapai 32 orang. 17 orang di antaranya dinyatakan selesai pengawasan, jadi tinggal 15 orang berstatus PDP. Rinciannya, 9 lelaki dan 6 perempuan.
Dari total jumlah ini, telah diperiksa sampel sebanyak 13 orang. Hasilnya, satu orang positif, sementara 12 sampel lainnya dinyatakan negatif. Belum ada penjelasan lebih lanjut terkait lonjakan jumlah ODP di Kabupaten Sukabumi, sejumlah Satgas saat dikonfirmasi detikcom terkait lonjakan ODP belum memberikan tanggapan.
Hati-hati! Tangan Jadi Perantara Terbanyak Penularan Covid-19:
Diketahui pada Jumat (27/3/2020) data ODP mencapai 233 orang, untuk selesai pemantauan sebanyak 31 orang dan tersisa 202 orang. 11 orang di antaranya lelaki dan 91 lainnya perempuan.
Dikonfirmasi detikcom, Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengaku tidak bisa memberikan keterangan terkait jumlah ODP, PDP dan status lain dalam penanganan Covid-19 karena urusan itu ranahnya Satgas. Meski begitu, ia sudah menyiapkan beberapa rencana cadangan bila diperlukan.
"Intinya kami akan melakukan kegiatan pengawasan salah satunya di daerah perbatasan, ini kemarin sudah dibahas ya. Sterilisasi orang yang masuk ke wilayah kita berikut kendaraannya, karena upaya lain secara serentak kan sudah, misalkan dengan menyemprot cairan disinfektan yang dibantu para relawan," tutur Marwan.
Langkah lainnya ketika jumlah terus bertambah, Marwan juga mencermati setiap rumah sakit yang ada di wilayahnya. Penambahan ruangan hingga rencana lain ketika terjadi over kapasitas.
"Untuk pengamanan jangka panjang, asrama haji (di Cikembang Sukabumi) akan kita manfaatkan untuk ruang isolasi dan wisma atlet kita bisa siapkan kapasitas 400 orang. Dibandingkan tercecer, lebih baik pemantauan di satu titik, jadi tidak mengganggu proses penanganan di rumah sakit," ujar Marwan.