Aksi pencopotan spanduk yang dilakukan sekelompok massa di Bandung berujung permintaan maaf. Massa berdalih melakukan pencopotan karena spontan.
Permintaan maaf itu diungkapkan oleh tiga orang dari perwakilan mereka melalui video pada Sabtu (21/3/2020). Permintaan maaf melalui video berdurasi satu menit tiga puluh detik itu terkait aksi mereka menurunkan pengumuman maklumat tentang penutupan masjid di tengah Corona.
"Saya Richard Saefudin, dan Edi Banda dan Bapak Pepen, beliau adalah bagian dari komunitas kami, dari umat Islam. Kita verifikasi dan kami memohon maaf kepada seluruh rakyat Bandung, Jawa Barat, Indonesia atas kejadian yang kami lakukan kemarin, bertempat di Masjid Agung Alun-alun Bandung," kata seorang pria yang mengaku bernama Saefudin di dalam video tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak ada maksud untuk merongrong Republik Indonesia," ujarnya melanjutkan."Semoga kita bisa mempererat ukhuwah Islamiyah, kami berharap covid-19 bisa hilang. (Kemarin) kami spontanitas bergerak, nawaitu (permohonan maaf) kami bisa menjaga kondusifitas Bandung dan Jabar," katanya.Penelusuran detikcom, permintaan maaf tersebut diambil di Kantor Kesbangpol Kota Bandung sekitar pukul 12.00 WIB.
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Bandung menerima permohonan maaf sekelompok oknum masyarakat yang mencopot spanduk maklumat ditiadakannya salat Jumat dan berjemaah, pada Jumat (20/3/2020) kemarin. Juru bicara Masjid Raya Bandung Muhammad Iqbal Muhajir berharap kejadian seperti ini tak kembali terulang.
"Permohonan maafnya juga ditujukan kepada masyarakat Bandung dan Jawa Barat juga, ada juga sempat menyinggung Kang Emil dan wali kota juga. Kita semua hanya melaksanakan imbauan untuk kepentingan umat juga," ujar Iqbal saat dihubungi detikcom.
(dir/mud)