Masjid Raya Bandung Terima Maaf Massa yang Copot Spanduk: Jangan Diulang!

Masjid Raya Bandung Terima Maaf Massa yang Copot Spanduk: Jangan Diulang!

Yudha Maulana - detikNews
Sabtu, 21 Mar 2020 16:59 WIB
Maklumat yang dikeluarkan Masjid Raya Bandung
Foto: Istimewa
Bandung -

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Bandung menerima permohonan maaf sekelompok oknum masyarakat yang mencopot spanduk maklumat ditiadakannya salat Jumat dan berjemaah, pada Jumat (20/3/2020) kemarin. Juru bicara Masjid Raya Bandung Muhammad Iqbal Muhajir berharap kejadian seperti ini tak kembali terulang.

"Permohonan maafnya juga ditujukan kepada masyarakat Bandung dan Jawa Barat juga, ada juga sempat menyinggung Kang Emil dan wali kota juga. Kita semua hanya melaksanakan imbauan untuk kepentingan umat juga," ujar Iqbal saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/3/2020).

Sebelumnya, sekelompok warga mencopot spanduk maklumat yang berisikan pengumuman jika salat Jumat dan salat fardhu berjamaah ditiadakan sementara, hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 di tempat berkerumunnya masyarakat.


"Tentu kita menerima permohonan maaf, sekaligus menyayangkan juga. Semoga kejadian ini tidak kembali terjadi," ujarnya.

Permintaan maaf itu dilayangkan melalui tayangan video satu menit tiga puluh detik. Tampak tiga orang lelaki berdiri berjejer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

12 Juta Masker Bedah dan 81 Ribu Masker N95 Disiapkan Pemerintah:

ADVERTISEMENT



"Saya Richard Saefudin, dan Edi Banda dan Bapak Pepen, beliau adalah bagian dari komunitas kami, dari umat Islam. Kita verifikasi dan kami memohon maaf kepada seluruh rakyat Bandung, Jawa Barat, Indonesia atas kejadian yang kami lakukan kemarin, bertempat di Masjid Agung Alun-alun Bandung," kata seorang pria yang mengaku bernama Saefudin di dalan video tersebut.


Penelusuran detikcom, permintaan maaf tersebut diambil di Kantor Kesbangpol Kota Bandung sekitar pukul 12.00 WIB.

"Semoga kita bisa mempererat ukhuwah Islamiyah, kami berharap covid-19 bisa hilang. (Kemarin) kami spontanitas bergerak, nawaitu (permohonan maaf) kami bisa menjaga kondusivitas Bandung dan Jabar," katanya.

"Kami tidak ada maksud untuk merongrong Republik Indonesia," ujarnya melanjutkan.

Halaman 2 dari 2
(yum/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads