Melihat Pabrik Pengolah Kulit Kina Peninggalan Belanda yang Masih Eksis

Unak Anik Jabar

Melihat Pabrik Pengolah Kulit Kina Peninggalan Belanda yang Masih Eksis

Whisnu Pradana - detikNews
Selasa, 17 Mar 2020 12:03 WIB
Pabrik Kina di PTPN VIII
Foto: Pabrik Kina di PTPN VIII (Whisnu Pradana/detikcom).
Bandung Barat -

Mewabahnya virus Corona di seluruh dunia, termasuk Indonesia, membuat banyak pihak memutar otak demi menemukan obatnya. Belakangan kandungan klorokuin dalam tanaman kina disebut-sebut mampu menjadi obat Covid-19.

Apalagi setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta agar ada penelitian kandungan kina untuk mengobati Covid-19. Di Jawa Barat sendiri, pabrik pengolahan kina hanya ada di PTPN VIII, Cilengkrang, Kabupaten Bandung, yang berbatasan langsung dengan Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat.

Berdiri di atas lahan 708 hektare milik PTPN VIII, kebun dan pabrik pengolahan Kina yang beroperasi sejak tahun 1927 masih bertahan dengan segala sisa kejayaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Pabrik Kina di PTPN VIII (Whisnu Pradana/detikcom).

Dari luas lahan konsesi 708 hektar, luas lahan yang ditanami kina sekitar 683 hektar. Sisanya ada hutan lindung, bangunan kantor, mes pegawai, akses jalan dan gedung pabrik pengolahan kina.

Akses menuju ke pabrik pengolahan kina pun memerlukan perjuangan. Melalui hutan dengan kondisi jalan berbatu, ditambah dengan tak adanya jaringan komunikasi, membuat banyak orang berpikir dua kali berkunjung dan menjelajah kawasan yang juga berfungsi sebagai agro wisata itu.

ADVERTISEMENT

Pada masa jayanya, Bukit Unggul menanam 4.439.500 pohon dengan asumsi 6.500 pohon per hektar dan mampu menghasilkan 100 ton tepung Kina kering. Sedangkan hari ini hanya tersisa 683.000 pohon atau tinggal 15% saja dari jumlah ideal 1.000 pohon per hektar.

"Pabrik sekaligus tempat pengolahan di sini hanya satu-satunya yang tersisa di Indonesia. Dari segi pohon, tersisa 15% saja dari jumlah ideal 6.500 pohon per hektar," ucap Manager PTPN VIII Perkebunan Bukit Unggul, Yanyan Cahyana, saat ditemui, Selasa (17/3/2020).

Dari jumlah tegakan pohon yang ada di lahan Bukit Unggul, bisa dihasilkan 3 ton bubuk kina hasil olahan kulit kina yang diambil oleh petugas khusus yang terlatih.

"Jadi yang kita ambil dan olah untuk dijadikan bahan baku obat dari pohon kina itu kulitnya. Tapi perlu teknik khusus, karena teknik pangkas yang salah pohon mati. Rata-rata bisa 3 ton per bulan," tuturnya.

Munculnya wacana Kina sebagai obat Corona, diharapkan mampu mendorong peningkatan budidaya dan produksi kina di Bukit Unggul lebih bergairah.

"Ya mudah-mudahan saja lebih diperhatikan. Kalau memang akan kembali digencarkan sebagai obat malaria, obat corona, dan obat lainnya idealnya mesti ada penambahan penanaman bibit. Bisa dari sekarang, tanam hari ini 7 tahun lagi baru dipanen," terangnya.

Jumlah pohon dan produksi kina yang saat ini sangat terbatas, kata Yanyan, bisa saja memenuhi kebutuhan secara nasional untuk menjadi obat Covid-19.

"Kemungkinan bisa saja, karena kan tidak murni Kina. Pasti ada campuran bahan lainnya, paling berapa persen kina yang digunakan. Kalau memang ada arah ke situ, tentu mesti ada serangkaian proses pengujian sampai benar-benar pasti," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads