15 orang di Jawa Barat meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD), terhitung Januari hingga Maret 2020.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Berli Hamdani mengatakan, penyakit ini masuk dalam kategori kejadian luar biasa karena banyaknya warga yang meninggal dunia.
"Jadi sebenarnya, target kita adalah bagaimana caranya agar kasus ini mungkin bisa ditekan sampai hilang, jangan sampai ada yang meninggal lagi," ujar Berli saat ditemui di Kantor Disdik Jabar, Cicendo, Kota Bandung, Selasa (10/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berli mengatakan, Kabupaten Bogor dan Kota Bandung menjadi penyumbang kasus DBD terbesar di Jabar. Dinkes mencatat hingga triwulan ini sudah ada 4192 kasus DBD di Jabar.
"Jadi memang rata-rata di kota besar, karena memang kota besar itu selain tadi penduduknya banyak, juga banyak tempat (berkembang biak) nyamuk," ujarya.
Kendati demikian, jumlah kasus DBD tahun ini tak sebesar tahun lalu yang mencapai 26 ribu kasus.
"Kalau untuk DBD sebenarnya 2020 ini kalau dari sisi tren sebenarnya menurun, kalau dengan periode sama 2019. Jadi itu menurun cukup drastis," katanya.
"Kemudian kematiannya juga jauh sekali di 2019 itu, di Januari saja 26 orang meninggal, kemudian Februari 23 orang meninggal," katanya.
Ia pun mengimbau agar warga membuat gerakan masif untuk mencegah tumbuh kembangnya nyamuk demam berdarah. "seluruh elemen masyarakat itu harus melakukan gerakan bersih-bersih lingkungan, termasuk 3M plus, menguras, menutup, mengubur dan mendaur ulang," kata Berli.
(yum/mud)