Diduga hendak tawuran ratusan pelajar diamankan Personel Sabhara Polres Sukabumi di sekitar area PLTU Palabuhanratu, Batu Bintang, Kampung Cipatuguran, Palabuhanratu, Sabtu (29/2/2020). Polisi juga mengamankan kelompok pelajar lain yang kedapatan membawa senjata tajam.
Pantauan detikcom, pelajar berseragam SMP dan SMA itu dikumpulkan di halaman Polsek Palabuhanratu. Delapan orang pelajar langsung diperiksa intensif karena kedapatan membawa senjata tajam.
"Kami dapat informasi para pelajar ini berkumpul di sekitar area PLTU Palabuhanratu, pantai batu bintang cipatuguran. Bersama personel Polek dan Sabhara kami langsung ke lokasi dan mengamankan mereka," kata AKP Tenda Sukendar kepada detikcom, Sabtu (29/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tenda menyebut selain kelompok pelajar tersebut, di tempat lain polisi juga mengamankan sekelompok pelajar dari sekolah yang berbeda. Saat diperiksa beberapa orang dari mereka juga kedapatan membawa senjata tajam.
"Total ada delapan senjata tajam dari delapan pelajar yang kita amankan, mereka saat ini diperiksa intensif di Mapolsek Palabuhanratu. Jadi mereka dari sekolah yang berbeda, masih kita telusuri apakah mereka ini janjian untuk tawuran atau bagaimana," lanjut Tenda.
Sementara itu, Wakapolsek Palabuhanratu, AKP Mangapul Simangunsong menambahkan diamankannya para pelajar tersebut merupakan langkah antisipasi tawuran yang terjadi di kalangan pelajar.
"Mereka kita amankan sebagai upaya antisipasi. Kita peduli kepada anak-anak pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Mereka ini masih di bawah umur ada yang masih sekolah SMP, padahal ini sudah masuk pra ujian komputer," ujar Mangapul.
Dia menambahkan, pihaknya mendapat informasi masyarakat yang merasa resah karena melihat banyak anak anak pelajar berkumpul dan khawatir terjadi tawuran.
"Anak anak ini berkumpul di pantai di pantai Cipatiguran, nah warga langsung melaporkan ke kami makanya kita langsung menerjunkan anggota untuk membawa anak anak pelajar ini ke mako sebagai langkah antisipasi terjadinya tawuran," jelasnya.
"Sesuai kebijakan pimpinan dan kita sudah melakukan pemetaan mulai dari ketika ada anak sekolah yang berkumpul beberapa orang atau kecil sampai banyak atau besar kita beri arahan dan menyuruhnya pulang," ujar dia.