Festival Budaya Bauran Cap Golak kembali digelar dengan tema 'Membumikan Budaya Leluhur Sebagai Identitas Jati Diri Bangsa'. Bauran sendiri memiliki arti berbaur bersama masyarakat desa yang ada disana.
Pegiat Seni Benjang dan Reak yang akrab disapa Abah Enjum menuturkan tahun ini memiliki konsep yang berbeda dari tahun sebelumnya.
"Tahun ini lebih pada edukasi, edukasi tentang kesenian ini diperuntukkan untuk seluruh masyarakat. Apalagi kita mengundang anak-anak Difabel untuk menikmati kesenian yang ada," ujar Bah Enjum saat ditemui pada Sabtu, (29/02/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LDia melanjutkan, budaya yang ditampilkan dari tahun ke tahun tidak jauh dari budaya Sunda dengan Tionghoa. Fungsinya agar terjadi akulturasi dan memberikan pemahaman toleransi berbudaya pada masyarakat setempat. Kehadiran Komunitas Tionghoa Indonesia juga menunjukkan respon positif.
"Komunitas Tionghoa Indonesia hadir, menyambut baik ditambah dengan antusias masyarakat yang begitu besar mudah-mudahan menjadi motivasi meningkatkan rasa toleransi beragama, toleransi etnis dan budaya." ujarnya.
Lokasi diselenggarakan festival ini tidak pernah berubah dari gelaran yang pertama yaitu berlokasi di Jalan Manisi Kampung Jati Pasirbiru Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Pada gelaran pertama 2016 Abah Enjum bercerita hanya memiliki persiapan satu hari atas dasar permintaan Kemenpar (Kementrian Pariwisata) untuk menyelenggarakan event kebudayaan.
"Jenis kesenian yang saya tonjolkan itu Reak, karena saya pun punya sanggar dan komunitas Reak. Jadi persiapannya cuman 1 hari, tpi dengan banyaknya silaturahmi dengan berbagai jenis kesenian akhirnya bisa berjalan dengan lancar," kenangnya saat bercerita awal-awal adanya gelaran Festival Bauran Cap Golak ini.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Dewi Kaniasari. Ia menuturkan gelaran Festival Bauran Cap Golak tahun depan dapat dilaksanakan lebih meriah lagi dengan tambahan acara fashion dan kuliner kemudian ditutup dengan penampilan kebudayaan.