Sebanyak 8 jenazah yang berada di lokasi pemakaman umum Kampung Narengang Rt 03/03 Kelurahan Ranggamekar, Kota Bogor direlokasi dari tebing yang terkena longsor. Jenazah-jenazah tersebut dipindah ke tempat lokasi yang lebih aman di area pemakaman sama dengan jarak sekitar 30 meter dari bibir tebing.
Proses evakuasi dan relokasi itu disaksikan langsung oleh Wali Kota Bima Arya. Dia datang untuk memantau jalannya penanganan area pemakaman yang terkena dampak longsor.
Di tengah cuaca gerimis, Bima didampingi oleh beberapa anak buahnya berjalan menyusuri jalan setapak yang licin menuju area makam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanah wakaf yang sengaja dijadikan pemakaman umum itu memang tidak terawat. Rumput dan tanaman liar tumbuh setinggi orang dewasa. Kondisi itu membuat banyak makam yang sudah tidak terlihat dan tanpa penanda.
Setibanya di lokasi, Bima sempat tertegun memperhatikan makam-makam yang berada di bibir tebing. Wajah harunya bahkan tidak bisa disembunyikan ketika ia melongok ke tebing dan melihat kain kafan berisi tulang manusia yang menggantung di tebing yang longsor.
"Melihat itu, jelas kita terharu ya. Yang pasti ini semua harus diperhatikan. Intinya kita ingin semua diperhatikan jangan sampai nanti kemudian terjadi lagi longsor dan terbawa lagi," kata Bima di lokasi pemakaman, Jumat (28/2/2020).
Simak video Bima Arya Pastikan Evakuasi Jenazah yang Diterjang Longsor:
Sementara itu, petugas terus melakukan evakuasi terhadap sejumlah jenazah yang berada di bibir tebing. Satu persatu jenazah dievakuasi dan dipindahkan ke lokasi makam yang baru.
Pantauan di lokasi, sebuah lubang berbentuk persegi panjang disiapkan petugas untuk dijadikan lokasi pemakaman jenazah-jenazah yang dievakuasi dari tebing. Ukuran makam memiliki panjang sekitar 10 meter, lebar 1 meter dengan kedalaman hanya seukuran paha orang dewasa. Di lubang itu jenazah-jenazah yang dievakuasi tadi dimakamkan.
Sebelum dimakamkan, 8 jenazah yang hanya tersisa tulang belulang itu dibungkus kembali dengan kain kafan yang baru. Setelah itu semua jenazah dimasukkan ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan.
Proses pemakaman jenazah yang awalnya menggantung di tebing yang longsor itu cukup menjadi perhatian warga. Nampak di lokasi beberapa warga sengaja datang untuk menyaksikan proses evakuasi hingga proses penguburan ke lokasi yang baru.
Lahan pemakaman umum Kampung Nangerang, Kelurahan Ranggamekar merupakan tanah wakaf seluas 4.000 meter yang sengaja disediakan untuk pemakaman warga RW 06 dan sekitarnya. Namun, luas lahan kian lama terus menyusut karena tebing pemakaman kerap longsor dan terus terkikis oleh aliran Sungai Cigading.
Ketua RT 03 RW 06, Dede Karmaji menyebut dari lahan yang awalnya memiliki luas 4.000 meter itu kini hanya tersisa sekitar 1.500 hingga 2.000 meter persegi. Belasan makam juga dikabarkan hilang karena terbawa longsor.