Pemerintah Kota Bogor mengevakuasi dan merelokasi 8 jenazah yang menggantung di tebing pemakaman umum yang dilanda longsor. Kedelapan jenazah tersebut dimakamkan kembali di dalam satu lubang yang sama berjarak sekitar 30 meter dari bibir tebing.
Pantauan di lokasi, sebuah lubang berbentuk persegi panjang disiapkan petugas untuk dijadikan lokasi pemakaman jenazah-jenazah yang dievakuasi dari tebing. Ukuran makam memiliki panjang sekitar 10 meter, lebar 1 meter dengan kedalaman hanya seukuran paha orang dewasa. Di lubang itu jenazah-jenazah yang dievakuasi tadi dimakamkan.
Sebelum dimakamkan, 8 jenazah yang hanya tersisa tulang belulang itu dibungkus kembali dengan kain kafan yang baru. Setelah itu semua jenazah dimasukkan ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hari ini Insyaallah ada 8 makam yang direlokasi. Posisinya 3 (jenazah) yang menggantung, lainnya itu berada di tempat rawan terbawa longsor," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Pemakaman Umum Kampung Narengang, Kelurahan Tanggamekar, Kota Bogor, Jumat (28/2/2020).
"Tadi yang sudah dikebumikan 3, dan 1 yang sudah teridentifikasi, atas nama Mahfud tadi juga keluarga dan ahli waris menyaksikan," sambung Bima.
Proses pemakaman jenazah yang awalnya menggantung di tebing yang longsor itu cukup menjadi perhatian warga. Nampak di lokasi beberapa warga sengaja datang untuk menyaksikan proses evakuasi hingga proses penguburan ke lokasi yang baru.
Lahan pemakaman umum Kampung Nangerang, Kelurahan Ranggamekar merupakan tanah wakaf seluas 4.000 meter yang sengaja disediakan untuk pemakaman warga RW 06 dan sekitarnya. Namun, luas lahan kian lama terus menyusut karena tebing pemakaman kerap longsor dan terus terkikis oleh aliran Sungai Cigading.
Ketua RT 03 RW 06, Dede Karmaji menyebut dari lahan yang awalnya memiliki luas 4.000 meter itu kini hanya tersisa sekitar 1.500 hingga 2.000 meter persegi. Belasan makam juga dikabarkan hilang karena terbawa longsor.
(mso/mso)