Situs Kesultanan Cirebon Rusak Akibat Proyek Perumahan

Situs Kesultanan Cirebon Rusak Akibat Proyek Perumahan

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 21 Feb 2020 15:25 WIB
Lokasi Petilasan Sultan Matangaji
Foto: Lokasi situs Petilasan Sultan Matangaji (Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon -

Salah satu situs keramat peninggalan Sultan Sepuh V Matangaji di Kota Cirebon, Jabar, rusak akibat pembangunan perumahan. Petilasan Sultan Matangaji itu kini rata dengan tanah.

Petilasan Sultan Matangaji itu berada di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Situs tersebut merupakan tempat meditasi Sultan Matangaji saat melawan kolonial.

Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat meradang saat mendapatkan informasi tentang rusaknya petilasan Sultan Matangaji itu. Arief mengaku telah menyurati Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis terkait rusaknya peninggalan bersejarah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya waktu itu masih berada di luar kota. Kemudian dapat laporan tentang itu (perusakan situ). Saya panggil tim situs dan juru kunci. Ya sangat kami sesalkan. Ternyata sudah sebulan kejadiannya," kata Arief saat berbincang dengan detikcom di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jumat (21/2/2020).

Arief mengatakan situs Sultan Matangaji sengaja diratakan dengan tanah oleh pihak pengembang perumahan. Kondisi situs sudah tertimbun tanah yang hendak dibangun perumahan. Tersisa hanya beberapa batu bata merah.

ADVERTISEMENT

"Pihak developer ini tidak berkoordinasi dengan kita. Tiba-tiba langsung diratakan dengan tanah. Jelas kami prihatin. Alasannya bahwa itu bukan situs. Padahal jelas itu situs atau petilasan," kata Arief.

Arief tak menampik petilasan Sultan Matangaji belum terdaftar sebagai cagar budaya. Namun, menurut Arief petilasan Sultan Matangaji merupakan peninggalan bersejarah yang sudah ada sekitar 1800.

"Nah kalau di undang-undang cagar budaya itu, yang dinamakan cagar budaya usianya lebih dari 50 tahun. Artinya ini sudah termasuk cagar budaya. Kelemahanya memang tidak ada data dan belum terdaftar," kata Arief.

Terpisah, Kurdi salah seorang pengurus situs Sultan Matangaji mengaku kecewa dengan pihak pengembang perumahan. Padahal, lanjut Kurdi, ia bersama warga sekitar sudah mengingatkan pihak pengembang.

"Gak pernah izin. Awalnya tebang pohon-pohon, lama-kelamaan diurug dan diratakan situsnya. Sempat ditegur," kata Kurdi.

Ia menjelaskan situs Sultan Matangaji terdapat di dua lokasi, lokasi pertama berada di aliran sungai berbentuk gua dan satunya lagi merupakan tempat meditasi. Situs yang rusak merupakan tempat meditasi Sultan Matangaji pada zaman dulu.Kurdi mengaku hanya mengamankan sejumlah bata dari bangunan situs. Menurutnya situs Sultan Matangaji itu kerap didatangi sejumlah peziarah.

"Kadang-kadang ada yang ziarah. Harapannya ya bisa dibangun lagi," ujar Kurdi.

Halaman 2 dari 2
(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads