Dua kasus berdarah menimpa para rentenir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mereka menjadi korban kekerasan hingga dibunuh secara keji oleh debiturnya.
Seperti kejadian yang menimpa Edward Silaban. Dia dihabisi nyawanya oleh sejumlah pegawai mi ramen gegara utang. Kejadian memilukan itu berawal dari kabar hilangnya Edward, akhir Januari 2020. Sementara motornya ditemukan di gudang kosong area belakang kedai ramen di Jalan Raya Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.
Keberadaan motor tersebut menjadi petunjuk polisi untuk mencari keberadaan Edward. Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, polisi menyimpulkan Edward menjadi korban pembunuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbekal sejumlah petunjuk polisi akhirnya berhasil menangkap para pelaku pembunuh Edward. Sebanyak dua pelaku utama berinisial LT dan RM serta lima pelaku lainnya berinisial DM, SR, DS, AM dan IN yang ikut membantu aksi keji tersebut berhasil diamankan.
![]() |
Wakapolresta Bandung AKBP Antonius Agus mengungkap sejumlah fakta aksi pembunuhan yang dilakukan para pelaku. LT sebagai otak pembunuhan mengajak pelaku lainnya untuk menghabisi nyawa Edward Silaban.
"Untuk proses melancarkan aksi pembunuhan itu ia mengajak salah satu tersangka lain yaitu RM yang sama-sama pegawai di kedai ramen tersebut," kata Antonius.
Agus mengungkapkan, LT yang memiliki kedudukan sebagai manajer, mengajak RM yang merupakan karyawannya untuk melancarkan aksi kejam itu. RM diiming-imingi LT akan diberikan jabatan lebih tinggi dan satu unit sepeda motor.
"Pada hari kejadian tersangka LT menanyakan kepada RM mau enggak menghabisi korban? Dengan iming-iming satu sepeda motor dan akan diangkat jabatan nya. Kira-kira itu yang membuat RM tertarik," ujar Antonius.
Setelah disetujui oleh RM, LT langsung membuat strategi dan rencana untuk membunuh korban. LT ingin membunuh korban karena ingin terbebas dari utang. "Oleh sebab itu, disusun rencana, diawali disewanya mobil rental untuk mengangkut jenazah korban. Dipancinglah korban oleh LT dan korban datang ke kedai ramen tersebut lalu diajak ngobrol," ucap Antonius.
Sewaktu korban duduk dan ngopi bersama LT, RM langsung melancarkan aksinya. "Strategi diajak ngopi dan dari belakang lehernya dijerat pakai tali sepatu oleh RM, karena tidak meninggal dihantam oleh batu, masih berontak juga, kalau sebelumnya kita menyebut tersangka menggorok korban fakta terbarunya keterangan RM menusukkan pisau ke leher korban, lalu korban tergeletak," tutur Antonius.
![]() |
Usai pembunuhan itu para pelaku membuang jasad Edward di salah satu jurang di kawasan Bandung Barat. Jasad korban berhasil ditemukan dan dievakuasi petugas.
Sementara itu, berdasarkan keterangan pelaku LT, nekat menghabisi nyawa Edward gegara permasalahan utang sebesar Rp 150 juta. LT mengaku pusing karena harus menyetor uang cicilan sebesar Rp 1,2 juta kepada korban.
"Motifnya karena utang piutang," ucap LT kepada polisi.
Tonton video Wawancara Eksklusif Aulia Kesuma: Utang, Rentenir, dan Rencana Bunuh Suami:
Kekerasan juga dialami oleh rentenir berinisial TRT (50) asal Kabupaten Bandung. Dia dihajar dengan gas melon oleh emak-emak bernama Supartini (38).
Kapolsek Ciwidey AKP Ivan Taufik mengatakan, penganiayaan itu dipicu permasalahan utang. Saat kejadian korban mendatangi kediaman pelaku di Desa Lebaknuncang, Kecamatan Ciwidey untuk menagih uang cicilan kepada pelaku sebesar Rp 70 ribu per hari.
"Permasalahannya, pelaku mempunyai utang, tiap hari bayar Rp 70 ribu. Saat korban datang, pelaku belum bisa bayar," ucap Ivan.
Dia mengungkapkan, korban dihantam menggunakan tabung gas melon berkali-kali oleh pelaku.
"Korban dianiaya oleh pelaku dengan cara dipukul menggunakan tabung gas 3 kg sebanyak empat kali mengenai bagian wajah dan kepala korban," kata Ivan.
Akibat kejadian ini, korban masih menjalani perawatan Rumah Sakit Santosa Bandung. Sementara pelaku sudah dilakukan penahanan dan dititipkan di sel tahanan khusus wanita yang berada di Mapolresta Bandung.