ZNS, remaja perempuan yang menjadi korban penganiayaan dan pemerkosaan di Cipageran, Kota Cimahi, Jawa Barat, meninggal saat menjalani perawatan di RSUD Cibabat. Korban yang berusia 15 tahun itu meninggal, setelah mengalami luka tusuk di bagian wajah dan pendarahan di bagian otak.
Di balik kematian tragis ZNS, ada dua orang pelaku yang kini tengah ditahan jajaran Polres Cimahi. Keduanya yaitu Nanang (27) dan NN (17). Nanang merupakan seorang buruh serabutan, sehari-hari ia bekerja menjadi pemangkas rumput dan berkebun.
Sementara NN (17), merupakan mantan kekasih dari ZNS. Ia bertugas menjemput korban dan mengantarnya ke wilayah perkebunan Sentris di Cimahi Utara. Di sana, korban menemui Nanang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nanang dan NN kemudian mencekoki korban dengan miras. Dalam keadaan tak sadarkan diri, ZNS sempat dicabuli oleh NN. Nanang pun kemudian meminta NN untuk membeli rokok dan makanan, sementara korban digiringnya ke perkebunan.
![]() |
Aksi Keji Nanang
Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki mengatakan ada empat luka tusuk dan lubang menganga di wajah korban akibat kejadian. Korban yang bersimbah darah tak berdaya kemudian dicabuli oleh Nanang.
"Dalam keadaan tidak berdaya, Nanang kemudian menyetubuhi korban sebanyak tiga kali," kata Yoris, Jumat (7/2).
Setelah melakukan aksinya, korban kemudian ditutupi oleh tumpukan bilah bambu untuk menutupi jejaknya. Kemudian, ia melarikan diri menggunakan sepeda motor dan sempat dikejar oleh warga.
Saat ditanya, Nanang mengaku baru pertama kali menemui korban. Ia hanya mengetahui korban sebatas dari balik layar ponselnya.
"Saya hanya bermaksud melumpuhkan korban saja, saya pukul dulu, kemudian menusuk korban empat kali pakai turus (bilah bambu)," kata Nanang.
Ia mengakui perbuatannya karena pengaruh minuman keras yang ditenggaknya sebelum berbuat kejahatan. "Habis minum arak," ucap Nanang.
Setelah berjuang melewati masa kritis dan 14 hari masa perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi, ZNS menghembuskan nafas terakhir, Rabu (12/2).
Sebelum gadis ABG itu meninggal, keluarga sempat melihat secercah harapan korban yang mengalami trauma psikis berat itu bisa kembali normal setelah mengalami peristiwa kelam dalam hidupnya.
Saya nangis dan teriak karena syok.Mega Aryanti |
Plt. Direktur Utama RSUD Cibabat Reri Marlia mengatakan ZNS cedera parah di kepala "Kondisi luka parah ada pada bagian kepala. Pendarah di otak. Itu menjadi pemicu penurunan kondisi korban selama menjalani perawatan," kata Reri.
Masih lekat di ingatan Mega Aryanti, kakak korban, bagaimana kondisi fisik adik tercintanya saat pertama kali ditemukan oleh warga tergeletak tak berdaya di perkebunan tomat.
Baju yang lusuh dengan bercak darah, wajah penuh luka, lebam, hingga kotor nyaris disangka meninggal. Namun Mega tetap mengenali bahwa itu adiknya dari rambutnya yang ikal dan baju yang Mega belikan.
"Pertama kali lihat foto korban di WhatsApp, saya udah feeling itu adik saya. Karena bajunya saya yang beliin, dan rambutnya ikal. Setelah dicek ke rumah sakit, ternyata betul. Saya nangis dan teriak karena syok. Kalau ibu enggak tahu, karena lagi dirawat juga, sakit jantung," tutur Mega.
Keluarga Minta Pelaku Dihukum Mati
Isak tangis mengiringi proses pemakaman ZNS (15), korban penganiayaan dan rudapaksa yang dilakukan oleh seorang buruh serabutan, Kamis (13/2/2020). Korban dimakamkan di TPU Baros, di samping Gerbang Tol Baros, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Pelaku harus dihukum mati.Ahmad Sutarya |
Suasana haru sangat terasa. Anih Suhaeni, ibu korban, terus menangis memanggil-manggil nama anak bungsunya itu. Kerabat berusaha menenangkan perempuan paruh baya yang baru saja keluar dari ruang rawat akibat sakit jantung.
![]() |
Ahmad Sutarya, sang ayah, menangis saat jenazah anaknya mulai dimakamkan. Tak seperti istrinya, Ahmad hanya sesenggukan dengan sedikit air mata. "Terima kasih untuk yang sudah mengantar dan sudah mendoakan. Semoga almarhumah anak saya diterima di sisi Yang Maha Kuasa," tuturnya.
Ia sudah tak ingin mengingat kejadian pahit yang menimpa salah satu anak kesayangannya, Rabu (29/1). Ia hanya berharap hukum ditegakkan dan pelaku bisa diadili.
"Saya sebagai seorang ayah tidak terima anak saya dianiaya, diperkosa, dan akhirnya meninggal. Pelaku harus dihukum mati," ucap Ahmad.