Informasi yang diperoleh detikcom, driver ojol berdatangan karena terpantik informasi yang tersebar di aplikasi pesan singkat. Isi pesan itu soal rekan mereka yang diduga mendapat kekerasan oleh sopir opang yang berada di kawasan tersebut.
Setelah polisi datang ke lokasi tersebut, beberapa pihak yang berselisih dibawa polisi ke Polsek Sukabumi. "Awalnya driver bawa penumpang, si penumpang itu ingin dimasukkan ke kawasan Karawang, yang bisa dibilang zona merah. Sudah ada perjanjian sebelumnya antara ojol dan opang soal larangan masuk itu. Tapi karena penumpang memaksa tetap masuk, akhirnya rekan kami tetap masuk ke area tersebut," kata Dani Effendi, rekan korban, kepada detikcom, Selasa (21/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai akhirnya dikerubuti beberapa orang, helm ojol ditahan. Mereka bilang panggil ketua komunitas kamu, kita ngobrol baik-baik. Nah, yang membuat kami tidak terima, di luar itu ada opang yang lain melakukan tindakan fisik dengan mencekik driver ojol dari belakang. Bahasanya kurang enak," tutur Dani.
"Bentuk solidaritas saja, ketika ada rekan kami seprofesi yang mendapat perlakuan di luar dari norma sopan, akhirnya memancing bentuk solidaritas. Saat ini masalahnya sudah dimediasi antara opang dan ojol oleh pihak kepolisian dari Polsek Sukabumi," ucap Dani.
![]() |
"Sebenarnya karena salah paham saja. Ojol masuk ke area tersebut atas permintaan penumpang, sementara penumpangnya berdalih darurat karena membawa obat dan dia tidak mengetahui adanya kesepakatan antara opang dan ojol soal larangan masuk," kata Dedi.
Kedua belah pihak akhirnya sepakat berdamai. Pihak ojol sempat meminta opang menurunkan spanduk bertuliskan larangan tersebut. Namun permintaan itu ditolak oleh perwakilan opang karena itu merupakan gambaran dari kesepakatan yang sebelumnya sudah dibuat di antara kedua belah pihak.
"Memang ada permintaan itu. Sudah kami pertegas lagi di kesepakatan damai yang kami buatkan lagi hari ini. Kami juga berharap para opang ini juga mensosialisasikan soal larangan masuk ojol ini ke masyarakat, agar tidak lagi terjadi gesekan semacam ini," tutur Dedi.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini