Hari pembalasan telah tiba. Dewi Rengganis lalu menyusun rencana pembunuhan terhadap Kalasamudra yang dikemas dalam pertunjukannya. Meliuk-liuk dia menari di tengah lingkaran besar penari pengiring dan penonton yang ikut larut mengikuti gerakan. Penari pengiring sengaja menutup wajah dan pisau yang terselip di pinggang dengan kain sarung.
Dewi Rengganis memberikan komando berupa kode-kode dalam lantunan kawih atau nyanyian. Kalasamudra yang menjadi target rupanya masuk perangkap. Dia tergugah dari tempat duduk lalu ikut menari dan masuk dalam lingkaran tarian massal itu.
Dalam sebuah kesempatan, Kalasamudra yang tengah terlena oleh suasana ditikam oleh Dewi Rengganis dan penari pengiringnya. Dendam terbalaskan, Kalasamudra tewas bersimbah darah dalam riuh pertunjukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku tak alergi dengan kontroversi mengenai kisah atau cerita rakyat mengenai sebuah seni atau budaya. Perbedaan pendapat justru menimbulkan dinamika dan memperkaya kecintaan terhadap seni budaya tradisional.
"Ini kan cerita rakyat. Bukan sejarah yang harus merujuk kepada dimensi ruang, waktu, pelaku dan lainnya," papar Aceng. Apalagi budaya Sunda itu mayoritas lahir dari budaya tutur atau cerita, bukan budaya tulisan seperti kerajaan lain di tanah air.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini