Di tengah keberagaman yang ada, warga di wilayah tersebut mampu hidup berdampingan. Bahkan saat perayaan hari besar keagamaan termasuk Natal, warga dari agama lainnya tidak segan turun membantu dan menjaga pelaksanaan ibadah yang dilakukan.
Seperti pada perayaan Natal tahun ini. Warga ikut turun membantu menyiapkan perayaan Natal di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPiD) Bandung yang berada di Jalan Lengkong, Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong,Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemandangan istimewa di Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung memang sudah terjadi sejak lama. Bahkan pada 2017 lalu, Pemkot Bandung menyematkan wilayah tersebut sebagai 'Kampung Toleransi'.
Ibu Gembala Gereja Pantekosta di Indonesia (GPiD) Bandung Peggy Sriyoto menuturkan, toleransi warga di Gang Ruhana memang sangat luar biasa. Warga secara alamiah selalu ikut membantu perayaan hari besar keagamaan termasuk Natal.
"Sebenarnya memang mereka itu berpartisipasi secara alamiah. Ada yang bantu jaga parkir, jaga malam ada yang lain-lain ikut bantu," ucapnya, saat ditemui di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPiD) Bandung, Rabu (25/12/2019).
![]() |
Menurutnya, kunci keharmonisan warga di wilayah tersebut adalah komunikasi. Masyarakat antar umat beragama bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan.
"Kuncinya bagi saya, kampung toleransi kalau ketemu jangan ngomongin agama. Kita saling terima, saling hargai. Memang sudah natural di sini," ucapnya.
Senada dengan Peggy, Ketua RW 02 Kelurahan Paledang Kecamatan Lengkong Rini Ambarullah menyatakan, bila kerukunan antar umat beragama di wilayahnya sudah terbangun sejak lama. Warga kerap ikut membantu perayaan hari besar keagamaan sebagai bentuk penghormatan.
"Sudah sejak dahulu kita seperti itu. Kami saling bantu jika ada perayaan keagamaan," ucapnya.
Menurutnya, warga secara sukarela membantu menyiapkan setiap perayaan hari besar keagamaan di wilayahnya. Berbagai bantuan sederhana namun penuh arti selalu ditunjukan warga di wilayah tersebut.
"Kemarin kita juga bertanya, apa yang bisa dibantu? Mereka minta warga untuk membantu pasang pohon Natal, ya kita bantu," ucapnya.
Rini mengungkapkan, wilayahnya memang sangat heterogen. Beragam suku dan agama ada di wilayahnya. Bahkan viraha telah berdiri lebih dahulu sebelum masjid dan gereja.
"Kehidupan kami normal-normal saja. Saling menghormati dan saling membantu. Nanti malam ada misa Natal, warga juga turut membantu menjaga di sekitar gereja. Ini hal yang biasa dan sudah lama seperti itu," ucapnya.
Ketua DKM Masjid Al-Amanah Sugandi menyatakan, kerukunan antar umar beragama di wilayahnya memang sudah terbangun baik. Masyarakat mampu menjunjung tinggi perbedaan dan saling menghargai.
"Selama ini kerukunan umat beragama luar biasa. Kuncinya saling silaturami, komunikasi dengan baik," ujarnya.
Simak Video "Suasana Khidmat Ibadah Natal di Gereja Katedral"
(ern/ern)