"Itu SOP standar, di mana potensi kerawanan sudah dihitung kepolisian salah satunya ada sweeping-sweeping yang tidak sesuai. Aturan itu sudah diantisipasi oleh kepolisian," ucap Emil sapaannya usai mengikuti apel gelar pasukan pengamanan Nataru di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (19/12/2019).
Emil mengatakan guna mengantisipasi aksi-aksi sweeping, berbagai upaya dilakukan. Salah satunya menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil berharap perayaan nataru di Jabar berlangsung aman dan kondusif. Dia juga mengajak masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi sikap toleransi saat umat kristiani merayakan ibadah Natal.
"Kalau tidak ada pemantik atau hal-hal buruk dari kelompok masyarakat, rasa aman, nyaman pasti selalu hadir. Saya imbau tolong jaga sama-sama semua orang ingin beribadah seperti halnya kita juga ingin beribadah di waktu yang kita inginkan. Semua juga ingin kondusif, jadi jangan kurang baik, harga kondusifitas ini mahal," tuturnya.
Soal sweeping ormas ini juga sempat disinggung Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto saat membacakan amanat dari Kapolri Jenderal Idham Azis. Dalam amanat Kapolri itu, ada 12 potensi kerawanan salah satunya sweeping ormas.
"Ada 12 potensi kerawanan seperti aksi terorisme, kekerasan, kemacetan lalu lintas, sweeping ormas, aksi penolakan peribadatan, kenaikan harga sembako, bencana alam, konvoi, balap liar dan pesta narkoba ataupun miras," kata Nugroho saat membacakan amanat Kapolri saat apel.
"Berkaitan hal tersebut, seluruh personel bersinergi untuk menentukan langkah antisipasi proaktif dengan menerapkan strategi tepat guna untuk menangani potensi," kata Nugroho menambahkan.
Tonton juga video Jelang Nataru, Polisi dan BNN Gelar Razia di Pelabuhan Merak:
(dir/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini