Kesal Kertasari Longsor-Banjir Bandang Lagi, Bupati: Petani Serakah!

Kesal Kertasari Longsor-Banjir Bandang Lagi, Bupati: Petani Serakah!

Wisma Putra - detikNews
Minggu, 08 Des 2019 10:59 WIB
Motor warna putih hanyut terseret banjir bandang di Kertasari, Kabupaten Bandung. (Foto: tangkapan layar video)
Bandung - Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, diduga diakibatkan pola tanam para petani yang salah sehingga saat hujan lebat terjadi bencana ke permukiman warga dan menutup akses jalan.

Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, kasus longsor kerap terjadi di Kabupaten Bandung. Menurutnya telah terjadi kerusakan di darat dan lautan akibat ulah tangan manusia.

"Kasus longsor di Kertasari bukan satu dua kali ini, selalu merepotkan kami. Kami pemerintah direpotkan," kata Dadang Naser, Minggu (8/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dadang mengungkapkan, masyarakat harus introspeksi dalam kejadian ini. Terutama para petani yang menggarap lahan di Kecamatan Kertasari

"Salah siapa? Ayo sama-sama memahami tentang asal muasal mengapa terjadi bencana. Terutama dengan kaitan pola tanam, intinya pola tanam tanpa sengkedan, tanah yang di pinggir pematang dan di pinggir tebing masih ditanami sayur mayur akan terjadi bencana," katanya.


Dadang menilai, petani yang menggarap lahan di Kecamatan Kertasari serakah, hanya mementingkan keuntungan sendiri

"Ini serakah, ini petani. Kita jangan serakah, jangan tamak, sisakan satu setengah meter untuk kepentingan terasering, untuk kepentingan sabuk gunung yang ditanami tanaman keras," ucapnya.

"Itu di Bali sangat bagus (kondisi lingkungan). Dia betul-betul care terhadap lingkungan. Islam mengajarkan tentang lingkungan, ini tolong para haji, para bandar, para petani mikir sedikit, supaya tidak terjadi seperti ini, repot kita semua," tuturnya.


Tonton juga Jalur KA Sukabumi-Bogor Longsor, Perjalanan Dibatalkan :


Dadang mengimbau, mulai sekarang cabut daun bawang yang ada di pematang dan tebing. Kemudian setengah meter korbankan untuk keselamatan masa depan dengan membuat terasering dan ditanam tanaman keras.

"Ini bisa terjadi lagi, ya tiap tahun. Saya datang ke sini bukan kali ini, saya datang ke sini berkali-kali, Pasir Munding sudah aman karena sudah dibeli oleh pemerintah, tapi sedikit hanya 7 hektare, di sana tidak ada longsor lagi karena sudah dibeli. Ada juga di Cihawuk, ada anggaran dari PU tapi hanya 3,5 hektare," katanya.


Menurut Dadang, dulu ada perkebunan kina di Kertasari. Namun kini tidak ada lagi. Belanda sangat bijak dalam memelihara lingkungan. Di dataran tinggi di tanami kina, di sabuk gunung ditanami teh, dan barulah sayuran.

"Kalau sekarang sayur mayur di puncak gunung. Tanaman penting, ketahanan cadangan makanan penting, tapi ya cara tanamnya harus aman," katanya.

"Jangan saling menyalahkan, sekarang harus saling perbaiki. Kalau sudah bencana seperti ini masa harus kami biarkan, jalan tertutup lumpur dan menutup beberapa hari, tapi kitakan tidak demikian. Ini tidak ada korban, kalau ada korban kita yang disalahin. Jalan sudah kami beton ke sini tinggal gunung yang dijaga," ujar Dadang.
Halaman 2 dari 2
(tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads