Sebelum Ditembak Anak Bupati Majalengka, Korban Disergap Puluhan Pria

Sebelum Ditembak Anak Bupati Majalengka, Korban Disergap Puluhan Pria

Yudha Maulana - detikNews
Selasa, 12 Nov 2019 20:28 WIB
Panji Pamungkasandi, korban penembakan Irfan Nur Alam yang tak lain anak kedua Bupati Majalengka Karna Sobahi. (Yudha Maulana/detikcom)
Majalengka - Panji Pamungkasandi (36) harus mendapatkan enam jahitan di tangan kirinya akibat penembakan yang dilakukan oleh seorang PNS Pemkab Majalengka Irfan Nur Alam, yang tak lain anak kedua Bupati Majalengka Karna Sobahi.

Saat ditemui di Bandung, Panji menceritakan sempat mendengar dua kali letusan sebelum diintimidasi yang berakhir dengan penembakan di halaman ruko kawasan Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Minggu (10/11/2019) malam.

"Pada hari Minggu ya, kita pergi ke kediamannya Irfan, tepatnya Magrib setelah kita salat berjemaah. Di sana kita diarahkan orang Pak Irfan untuk pindah ke ruko milik Pak Irfan," ujar Panji, Selasa (12/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemudian, Panji dan ke-11 rekannya yang menaiki tiga mobil tiba di ruko milik Irfan sekitar pukul 19.30 WIB. "Sebelum ke Majalengka, saya ke Indramayu dulu. Menjemput tenaga sipil, karena ada proyek di sana," ujarnya.

Setelah empat jam menunggu, Panji ketiduran di dalam mobil hingga pukul 23.30 WIB. Suasana di sekitar ruko saat itu sudah dipenuhi oleh sekitar 30 orang yang datang dari sisi kiri dan kanan.


Ia melihat beberapa pekerjanya dan puluhan pria tak dikenal terlibat perkelahian.

"Saya dibangunkan oleh teman saya, kemudian saya dibawa ke luar oleh orang Irfan. Saya bilang tunggu, saya pakai sepatu dulu. Setelah keluar, saya dikaleng Irfan dan diancam dengan pistol yang ia tenteng di tangan kanan," katanya.Panji mengatakan, ketika itu ia melihat tangan Irfan sudah berada di pelatuk senjata api. Ia pun refleks menghindar. Kendati begitu, telapak tangannya terkena sambaran peluru.

"Pelurunya meleset, malah mengenai paha kiri orangnya Irfan," ucapnya.

Setelah itu, Irfan mengajak Panji masuk ke ruangannya. "Di sana, dia melemparkan uang Rp 500 juta, diinjak-injak. Darah saya yang berceceran jatuh ke uang itu," katanya.

"Saya tak pikir lagi soal uang. Saya segera ke RSUD dan melapor ke Polres Majalengka. Kemudian kami diperiksa, tidak ada senjata tajam atau yang lainnya," ujarnya melanjutkan.


Pengakuan Panji tak jauh berbeda dengan kronologi yang diungkapkan oleh Wakapolres Majalengka Kompol Hidayatullah. Hanya, Hidayatullah menyebut Panji menerima uang dulu dan baru ditembak oleh Irfan.

"Sudah dibayarkan, (uang) sudah dikasihkan, dan terjadi penembakan. Itu yang masih dalam proses penyidikan," kata dia. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads