Sayangnya, mitigasi bencana yang dilakukan Pemkot Bandung masih jauh dari kata ideal. Dari sisi anggaran saja setiap tahunnya tidak sampai angka Rp 100 juta.
Pada 2019, anggaran mitigasi bencana Kota Bandung hanya Rp 30 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk mitigasi berupa kegiatan simulasi bencana gempa di Cingised, Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut anggaran mitigasi memang masih minim. Saat ini anggaran yang tersedia baru anggaran sosialisasi. Padahal mitigasi atau simulasi bencana itu penting untuk meningkatkan pengetahuan warga saat terjadi bencana alam.
"Bencana macam-macam, puting beliung, banjir, kebakaran, gempa, longsor. Masyarakat belum siap, karena belum terlatih. Kami Diskar PB tak bisa melakukan simulasi, hanya bisa sosialisasi (terkait kebencanaan)," ucapnya.
Menurutnya, peningkatkan pemahaman warga dalam menghadapi bencana tidak sebatas kegiatan sosialisasi, tapi harus dibarengi dengan simulasi, sehingga warga mengetahui cara tepat dalam menghadapi bencana alam.
"Sosialisasi hanya penyuluhan, membangun pemahaman diisi berbagai narasumber. Seharusnya dibarengi dengan simulasi. Bagaimana jalur evakuasi, titik kumpul. Saat terjadi (bencana), siapa berbuat apa. Rata-rata masyarakat (Kota Bandung) belum mengetahui," katanya.
Dengan keterbatasan anggaran, pihaknya tetap berupaya melakukan kegiatan simulasi. Dalam simulasi kebakaran misalnya Diskar PB menggandeng pengelola pusat perbelanjaan atau perkantoran.
"Kerja sama dengan pemangku kepentingan, pengelola mal, perkantoran (ini) berjalan. Mitigasi sebetulnya masih kurang," ujarnya.
Seperti diketahui, Kota Bandung yang masuk dalam Cekungan Bandung merupakan daerah rawan bencana. Salah satu yang paling nyata adalah ancaman pergerakan Sesar Lembang. Selain itu, kontur Kota Bandung yang seperti mangkuk membuatnya rentan dikepung banjir.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini