Desakan penghentian ini menyusul insiden meledaknya pipa Pertamina di Kampung Mancong, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Selasa (22/10/2019).
"Sejak awal wacana pembangunan proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini sudah banyak masalah," ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi, Rabu (23/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasanuddin menyatakan banyak pihak yang tak setuju lantaran proyek kereta cepat ini melintasi daerah yang produktif yaitu daerah hijau dan resapan air. Ia mencontohkan kawasan Walini Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat.
"Di daerah Walini konon akan dibangun perumahan elit . Daerah hijau di Tatar Sunda akan habis dan ini sangat disesalkan," kata Hasanuddin.
Masalah lain yang menjadi kontroversi, katanya, adalah soal penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China yang dikirim ke Indonesia.
"Lah ini katanya pekerja profesional, diimpor dari China tapi kok memasang tiang pancang ke pipa Pertamina saja meledak. Artinya, dia tak paham wilayah," tandas Hasanuddin.
Hasanuddin menilai proyek KCIC saat ini sebenarnya tidak terlalu penting. Karena, menurutnya jalan tol sudah lancar apalagi dengan flyover. Selain itu rel kereta api juga sudah double track atau jalur ganda jadi bebas hambatan.
"Lalu untuk apa membangun proyek ini yang jelas-jelas menghamburkan anggaran untuk keperluan yang urgensinya tidak jelas," tegas putra daerah Majalengka ini.
Dengan adanya insiden ini, Hasanuddin meminta pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah melakukan monitoring dan evaluasi. Ia mendesak proyek KCIC dihentikan untuk sementara.
"Harus dievaluasi dulu, setiap pengerjaan proyek semestinya berada di kawasan buffer zone dari wilayah yang terinstalasi pipa atau infrastruktur migas milik Pertamina. Selain itu faktor lingkungan juga harus diperhatikan," tandasnya.
Baca juga: Fakta di Balik Terbakarnya Pipa Pertamina |
WNA Pekerja Proyek Kereta Cepat Tewas dalam Kebakaran Pipa Pertamina:
(ern/err)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini