Pascakejadian itu, empat orang anak yakni Heri Misbahudin (18), Riky Jumansyah (8), Randi Nafisa (5) dan Ramdan Fadilah (2) harus bertahan hidup dengan menumpang di kediaman kakek angkat mereka Abah Onih.
Hingga saat ini, Heri si anak sulung harus menahan kesedihan demi mengurusi ketiga adiknya. "Ibu habis salat malam tiba-tiba teriak katanya jari manisnya dipatuk ular," kenang Heri saat ditemui detikcom di kediaman Abah Onih, Kamis (17/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi rumah milik kedua orang tuanya tidak layak huni sehingga membuat Heri dan ketiga adiknya untuk sementara tinggal di kediaman tetangga. "Untuk sementara mereka di sini dengan saya karena kondisi rumahnya tidak bisa ditinggali. Mau dibedah sama Karang Taruna dan warga," ujar Abah Onih.
Menurut Abah Onih, ular yang mematuk Nuryani hingga tewas berkulit belang hitam dan putih. "Kalau warga di sini menyebutnya ular welang, memang berbisa. Dulu ada dua ekor, yang satu mati sama warga (setelah mematuk ayah Heri). Tersisa satu lagi," tuturnya.
Ular liar itu diduga berasal dari tebing yang tidak jauh dari perkampungan padat penduduk tersebut. "Ada satu lagi yang ukuran panjangnya lumayan. Sekitar dua meteran. Warga pernah berburu, tapi tidak ketemu," ucap Abah Onih.
Warga menduga, ular berkulit belang hitam dan putih yang dikenal dengan sebutan ular welang itu masuk lewat lubang lantai rumah. "Lantai plesteran rumah mereka itu memang banyak lubang, diduga ular itu masuk lewat tempat itu," kata Asbim (38), tokoh pemuda Kampung Pasir Kampung, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (17/10/2019).
![]() |
Insiden itu menyisakan duka bagi empat orang anak yang kini berstatus yatim piatu. Heri pun kini terpaksa berhenti sekolah. Namun berkat kepedulian warga, rumah mereka kini diperbaiki. Warga menghimpun donasi bukan hanya untuk perbaikan rumah tapi juga untuk masa depan empat anak tersebut. (sya/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini