Dengan membawa payung hitam, para peserta aksi menggelar orasi secara bergiliran. Mereka menyuarakan kekecewaannya atas berbagai masalah yang kini sedang terjadi di Indonesia.
Dua helai kain putih terbentang di atas jalan dengan sebuah pesan penuh makna. Dalam kain itu tertulis 'Parade September' yang menggambarkan bulan penuh aksi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pantauan di lapangan, Kamis (26/9/2019), puluhan pelajar datang dari arah Jalan Trunojoyo, Kota Bandung. Mereka berjalan penuh semangat sambil bernyanyi Halo-halo Bandung dan mengangkat berbagai poster berisikan sejumlah tuntutan.
Para pelajar itu kemudian, bergerak menuju depan Gedung DPRD Jabar untuk sedikit menyampaikan beberapa pendapat. Pihak keamanan kemudian kembali bersiaga melakukan pengamanan.
Namun, aksi yang dilakukan para pelajar itu tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 18.46 WIB mereka bubar secara tertib tanpa adanya keributan yang berarti. Arus lalu lintas juga relatif lancar.
![]() |
"Walaupun kita anak SMA enggak terlalu banyak ngerti cuman kita yang dengan datang ke sini seenggaknya bisa ikut kontribusi," kata Romis saat ditemui di sekitar lokasi aksi.
Selain Romsi ada juga Azhar. Ia mengaku datang secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dia mengetahui adanya aksi ini melalui media sosial.
Baca juga: Mengenang 2 Dasawarsa Tragedi Semanggi II |
Disinggung mengenai isu yang sedang disuarakan elemen massa dalam beberapa hari terakhir, dia menyebut terkait revisi beberapa undang-undang. Satu yang paling dia ketahui terkait UU KPK yang baru.
"Paling trending kebanyakan tentang KPK. Soal penyadapan itu. Kita tahu (isu) dari media sosial, dari TV," ucapnya.
Dia juga mengungkapkan pihak sekolah sempat melarang untuk ikut aksi. Hanya dia menilai aksi yang diikutinya bukan untuk membuat keributan dan dilakukan setelah jam pulang sekolah.
Tonton juga video Kelompok Anarko Dituding Jadi Provokator Demo Ricuh di Bandung:
(mso/tro)