Spanduk berwarna biru itu terpasang di Jalan Dipatiukur sekitar Simpang Dago, Kota Bandung. Dalam spanduk itu tertulis 'ITB BUTUH REKTOR YANG ANTI KHILAFAH, ANTI RADIKALISME, ANTI INTOLERANSI'.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Yani Panigoro menuturkan pihaknya tidak mengetahui siapa yang memasang spanduk tersebut. Namun yang dia yakini spanduk itu bukan dipasang oleh para pendukung peserta dalam pilrek ITB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari itu, kata dia, pihaknya berharap Rektor ITB yang terpilih nantinya bisa mewakili kondisi kampus yang mahasiswa maupun dosennya berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Rektor yang terpilih harus bisa menjunjung tinggi kebinekaan dan keberagaman yang ada.
"Jadi yang terpenting memang keberagaman itu harus tecermin," katanya. Sebagaimana diketahui, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh setiap peserta pilrek ITB. Mulai batasan usia minimal 60 tahun hingga pendidikan minimal S3.
Selain itu, para peserta harus memberikan surat pernyataan setia kepada Pancasila dan NKRI. Pihaknya sengaja mencantumkan hal tersebut sebagai bukti ITB menjunjung tinggi Pancasila dan NKRI.
Saat ini proses pendaftaran pilrek ITB secara resmi telah ditutup pada 30 Agustus 2019. Sebanyak 34 nama telah terdaftar sebagai calon peserta pilrek ITB.
Sampai saat ini pihaknya belum bisa merilis siapa saja yang lolos untuk maju ke tahap berikutnya. Namun, dari seluruh pendaftar, nantinya akan dipilih 10 besar untuk kemudian kembali dipilih tiga besar calon Rektor ITB.
"Sekarang sedang melakukan pengecekan administrasi dan lain-lain. Nanti kita akan konferensi pers kalau semua sudah selesai," ujar Yani. (mso/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini