Setahun Menjabat, Walkot Sukabumi Dihadiahi Mahasiswa Kartu Kuning

Setahun Menjabat, Walkot Sukabumi Dihadiahi Mahasiswa Kartu Kuning

Syahdan Alamsyah - detikNews
Senin, 02 Sep 2019 19:22 WIB
Mahasiswa beri Walkot Sukabumi kartu kuning. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi - Puluhan massa dari berbagai organisasi kemahasiswaan melakukan aksi demo ke kantor Sekretariat Daerah Pemkot Sukabumi, Jawa Barat. Mahasiswa mengacungkan kartu kuning untuk Pemkot Sukabumi yang dianggap gagal dalam menjalankan berbagai program layanan untuk masyarakat.

Sempat terjadi perdebatan antara peserta aksi dengan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Perdebatan itu bermula usai mahasiswa memberikan kartu kuning dan mempersoalkan layanan kesehatan.

"Di bidang kesehatan kita ada home care, ada rumah singgah, ini jadi program pemerintah provinsi. Optimalisasi Puskesmas menjadi Puskesmas yang praktik sampai malam," kata Fahmi di hadapan mahasiswa, Senin (2/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat itu sejumlah mahasiswa teriak bohong dan menyebut tidak ada Puskesmas yang dimaksud oleh Fahmi. "Itu bohong, tidak ada Puskesmas yang buka sampai malam," teriak mahasiswa.

Saat itu Fahmi menjawab bahwa faktanya Puskesmas layanan sampai malam tersebut memang ada. "Begini ya, kalau ada, kalian saya tuntut atau gimana? Ada empat Puskesmas yang operasional sampai jam 20.00 WIB sampai malam. Mana yang dianggap tidak ada? Anda pernah lihat belum?," tanya Fahmi.

Setahun Menjabat, Walkot Sukabumi Dihadiahi Mahasiswa Kartu KuningFoto: Syahdan Alamsyah
Ditemui usai menerima aksi, Fahmi mengaku tidak mempermasalahkan penilaian kartu kuning yang diberikan mahasiswa.

"Mahasiswa ingin mengingatkan satu tahun perjalanan pemerintahan, kami terima dengan baik. Mereka memberikan kartu kuning juga silakan itu hak mahasiswa," kata Fahmi.

Namun Fahmi menyebut lucu dengan data-data yang disampaikan oleh mahasiswa tidak sesuai dengan fakta dan data di lapangan. "Kata mereka tidak ada Puskesmas yang tidak buka sampai malam nyatanya ada, terkait program ekonomi mereka menanyakan padahal sedang berjalan. Pasar Pelita katanya mangkrak, padahal pembangunan sudah sampai 80 persen," ucapnya.

Fahmi bahkan menyebut data yang dibawa mahasiswa aneh dan informasi yang dibawa belum utuh. "Mungkin kurang Aqua," ucap Fahmi.
Salah seorang perwakilan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Isep Ucu Agustina mengatakan Wali Kota Sukabumi aneh. Menurutnya mahasiswa mengungkap fakta dari 7 kecamatan, wali kota baru memberlakukan 4 kecamatan.

"Persoalan kesehatan, itu menjadi catatan bagi kami, itu kekurangan wali kota dalam satu tahun pemerintahan. Wali kota bilang baru empat kecamatan, di Kota Sukabumi ada 7 kecamatan, ini kan artinya kegagalan namun dia tidak mengakui," kata Isep.


Terkait sempat adanya ancaman tuntutan, Isep mengaku siap menghadapi. Karena menurutnya mahasiswa hanya menyampaikan kekurangan yang seharusnya jadi masukan untuk Pemkot Sukabumi.

"Silakan kalau mau dituntut itu bagi kami sangat realistis. Hal yang wajar, kami menganggap ini bagian dari fungsi kami melakukan kontrol. Kita sudah sepatutnya menyampaikan apapun yang ada di lapangan, tinggal beliau mau menerima atau tidak, simpel kan?," ucap dia.

"Kita mengingatkan, 20 September nanti genap satu tahun gerbong pemerintahan Wali Kota Fahmi. Sudah selayaknya kita kritisi apa saja yang sudah dan belum mereka lakukan untuk bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan," ujar Isep. (sya/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads