Hikayat Jempol Warganet dan Relawan Respons Cepat di Jawa Barat

Hikayat Jempol Warganet dan Relawan Respons Cepat di Jawa Barat

Baban Gandapurnama - detikNews
Sabtu, 31 Agu 2019 19:34 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat peluncuran Jabar Quick Response. (Foto: dok,Humas Pemprov Jabar)
Bandung - "Setelah saya lapor, 15 menit kemudian langsung dapat tanggapan dari tim Jabar Quick Response (JQR). Terbukti cepat responsnya," ucap Kiki Kurnia mengenang layanan JQR, salah satu program Pemprov Jabar.

Berkat kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, Kiki tak perlu grasah-grusuh melaporkan urusan darurat ke markas JQR di Jalan Diponegoro No.22, Kota Bandung. Menembus jarak dan waktu, Kiki, seperti warganet umumnya, menyampaikan kabar singkat lewat jagat maya.

Tahun lalu atau 19 September 2018, Kiki meraih ponsel cerdas miliknya. Ia menatap serius layar gawai. Jempol tangannya bergerak menuliskan kondisi seorang lelaki uzur bernama Entis alias Aki Acin yang tak berdaya lantaran sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aki Acin boleh dikatakan sebatang kara. Saya dapat kabar dari seniman di Kabupaten Bandung Barat kalau Aki Acin mengalami sakit, usianya saat itu 98 tahun," kata Kiki, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (30/8).

Ilustrasi pengguna ponselIlustrasi pengguna ponsel. (Foto: Tomohiro Ohsumi/Getty Images)
Kiki membagikan informasi tersebut via akun Instagram-nya @qq_bercelana. Ia teruskan juga ke akun Instagram @jabarquickresponse. Dalam tulisannya berbahasa Sunda, Kiki mengungkapkan kisah pilu Aki Acin yang tak mampu berjalan dan hanya meringkuk di kediaman dalang Ujang Mulyana Sunandar, Kampung Pasirhaur, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamparah, Kabupaten Bandung Barat.

Acin, sebagaimana diceritakan Kiki, sosok yang berjasa bagi perkembangan wayang golek. Sejak tahun 70-an, menurut Kiki, Aki Acin tekun membuat baju berbahan beludu khusus wayang golek.

"JQR kan suatu wadah yang dibentuk Gubernur Ridwan Kamil untuk mengatasi permasalahan masyarakat di Jawa Barat. Bukan hanya masalah sosial, tapi lainnya. Waktu itu saya berpikir dari sisi seniman, Aki Acin ialah maestro wayang golek yang sakit dan perlu bantuan. Pikiran saya dengan melaporkannya ke JQR, ya bisa membantu secepatnya," tutur Kiki.

Gayung bersambut. Tim JQR menelepon Kiki untuk konfirmasi. "Tim JQR itu mengkaji dan menganalisis. Lalu besoknya mendatangi Aki Acin," ucap Kiki.

Sebagai bukti bahwa aduan Kiki itu direspons pihak JQR, admin @jabarquickresponse mengunggah foto-foto saat timnya menemui Aki Acin. "Aduan masuk ke @jabarquickresponse yang membutuhkan pertolongan segera dari @qq_bercelana. Per hari ini, laporan sudah ditindaklanjuti oleh tim yang hadir langsung ke Bandung Barat," tulisnya pada 20 September 2018.

Di tanggal yang sama, pihak JQR memperbarui informasi dengan menyertakan video dan foto saat Aki Acin diboyong ke RS Kawaluyaan. Pada 26 Oktober 2018, JQR mengabarkan Aki Acin diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Kiki mengapresiasi layanan JQR. "Alhamdulillah ditangani secara baik. Bagus adanya JQR ini," ujar Kiki seraya mengungkapkan kabar duka bahwa Aki Acin tutup usia pada Februari 2019.

Hikayat serupa berkaitan kiprah JQR dituturkan warganet lainnya, Dika Ramdani. Lelaki ini berdomisili di Kabupaten Garut.

Suatu hari, jempol tangannya mengirimkan teks pesan singkat kepada JQR. "Saya follow IG (Instagram) JQR. Sebelumnya saya tahu soal Pa Ridwan Kamil membuat program JQR. Malam itu, pas lagi libur, saya melaporkan adanya warga Garut bernama Pa Bani yang sakit parah," ucap Dika saat berbincang bersama detikcom.

Hikayat Jempol Warganet dan Relawan Respons Cepat di Jawa BaratTim JQR menindaklanjuti laporan soal adanya warga Garut yang sakit. (Foto: tangkapan layar Instagram akun @jabarquickresponse)
Awalnya, Dika mengetahui kabar Pa Bani sakit strok dari sahabat. Dika sigap melangkahkan kaki untuk mengecek langsung kondisi lelaki renta tersebut yang tinggal sebatang kara di Kampung Renggel, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut.

"Ternyata benar, Pa Bani itu terlantar dan sakit parah. Ia cuma bisa berbaring di satu rumah yang tak layak huni. Kemudian saya mengajukan pertolongan kepada JQR," tuturnya.

"Enggak harus nunggu lama, beberapa hari kemudian relawan JQR langsung survei lokasi dan membawa Pa Bani ke rumah sakit. Tim JQR responsnya bagus dan cepat," kata Dika menambahkan.

Tindak lanjut penanganan Bani disampaikan admin Instagram JQR, pada 28 Juni 2019. Bani dirawat di RS dr. Slamet Garut.

Dia merasakan manfaat positif kehadiran internet yang terkoneksi ke media sosial dan situs daring. Layanan JQR dapat mudah diakses Dika dari jarak jauh melalui gawai.

Relawan Milik Masyarakat

Ai Nanan Handayani dan tim relawan JQR Kabupaten Pangandaran berjuang demi masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Semangat membara terpatri pada benak mereka dalam aktivitas sosial kemanusiaan. Para relawan JQR ini selalu siaga merespons laporan yang disampaikan warga di seantero Pangandaran.

"Di Pangandaran ada 10 orang relawan JQR," ucap Ai.

Hampir satu tahun perempuan ini bergabung bersama JQR sebagai relawan. Nanan turun langsung menangani aneka permasalahan warga Pangandaran yang membutuhkan bantuan dan layanan darurat.

Laporannya macam-macam, mulai permasalahan orang sakit hingga pendidikan.Ai Nanan Handayani, relawan JQR di Pangandaran

Ia bereaksi saat ada laporan masuk ke JQR, atau memperoleh informasi langsung dari warga di lapangan. "Ya kami dan tim responsnya mesti quick," ucapnya. "Laporannya macam-macam, mulai permasalahan orang sakit hingga pendidikan," Ai menambahkan.

Setahun ini, menurut dia, tercatat 10 aduan warga Pangandaran yang sukses ditangani JQR. Mayoritasnya ialah persoalan kesehatan warga yang memang didera kategori penyakit berat, macam lumpuh hingga kanker.

"Saya dan relawan JQR turun langsung sekaligus memverifikasi data warga yang membutuhkan bantuan. Kita fasilitasi dan dampingi. Alhamdulillah, semua penanganan berlangsung cepat tanggap. Tidak lebih satu minggu. Mereka yang sakit dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung," tutur Ai.

Kabar lainnya soal pergerakan relawan JQR diutarakan Asep Sonjaya. Ia bangga nimbrung menjadi bagian relawan JQR untuk Kabupaten Kuningan. Pria ini sudah makan asam garam dalam aktivitas sosial di daerahnya tersebut.

Ia mengungkapkan, warga Kuningan terbantu oleh relawan JQR yang fokus penyelesaian masalah sosial kemanusiaan. "Kami relawan JQR sudah menjadi milik masyarakat," ucap Asep.

Relawan JQR di Kuningan berjumlah 10 orang. Mereka siap bertugas 24 jam.

"Pernah saya harus menempuh satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor untuk menolong seorang ibu yang sakit kanker. Laporan awalnya dari warga yang memang mengetahui saya ini pegiat sosial. Lalu ibu yang sakit itu kita bawa ke rumah sakit menggunakan mobil puskes," tutur Asep.

Program JQR ditopang dengan loyalitas para relawannya yang tersebar di seluruh Jabar. Para relawan ini cepat tanggap saat menerima ragam laporan bersifat darurat yang terjadi dan berlangsung di tengah-tengah masyarakat. "Ada sekitar 300-an relawan JQR yang bekerja tanpa pamrih. Relawan ini berfungsi menindaklanjuti aduan yang masuk, jadi nggak cari langsung. Kecuali sifatnya emergency, mereka bergerak," ucap Koordinator Jaringan Relawan Tingkat Jawa Barat Amin Nurdin.

Program JQR yang digulirkan Pemprov Jabar dengan mengusung semangat 'Jabar Juara' menginjak satu tahun pada September 2019. Amin berharap segala permasalahan masyarakat Jabar tak cuma mengandalkan pergerakan tim JQR.

"Penanganan aduan yang masuk, tak bisa diselesaikan oleh JQR saja, karena JQR hanya bagian kecil dari gerakan sosial yang menjadi inspirasi gubernur. Jadi semua harus turun tangan menyelesaikan permasalahan," kata Amin.

Dikembangkan ke Daerah

JQR diluncurkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 18 September 2018. Salah satu program Pemprov Jabar ini bertujuan menolong warga yang butuh bantuan atau layanan darurat secara cepat.

"Bisa melaporkan diri sendiri atau melaporkan saudaranya, tetangganya. Contoh kecil, kekurangan tidak bisa makan, kita kirim nanti secepatnya. Ada rumah runtuh, kita bangun secepatnya. Jadi yang emergency-emergency," kata Emil, sapaan Ridwan.

Gubernur Jabar Ridwan KamilGubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Warga dapat melaporkan hal-hal darurat kepada JQR melalui pesan singkat dan aneka media sosial. Aduan atau informasinya disampaikan via situs daring https://jabarqr.id atau melalui hotline dan WhatsApp nomor 08111357777, serta melalui media@QrJabar (Twitter), @jabarquickresponse (Instagram), dan Facebook Jabar Quick Response.

"Nah bisa lapornya dari berbagai media. Yang tidak medsos, bisa SMS, yang punya medsos bisa via Twitter, Instagram, dan Facebook," tutur Emil.

Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Hermansyah menjelaskan program JQR disambut postif masyarakat Jabar. Sejak bergulir 18 September 2018 hingga 31 Juli 2019, JQR dibanjiri ragam laporan dari warga. "312 hari setelah JQR diluncurkan, program tersebut sudah menerima 57.187 aduan, merespons 34.364 aduan, dan berhasil menindak 404 aduan," kata Hermansyah lewat surat elektronik yang diterima detikcom.

Ia menuturkan ratusan aduan yang ditangani JQR itu berbagai macam masalah. Dari total 404 aduan yang ditindak, Hemansyah merinci, sebanyak 281 merupakan masalah kesehatan, pendidikan (78 tindakan), Rumah Darurat Roboh (16), jembatan (8), gizi buruk (10), listrik (1), dan bencana (10).

Ada tujuh lingkup layanan JQR soal urusan darurat di lingkungan masyarakat Jawa Barat. Lingkup itu meliputi warga sakit dan darurat kesehatan, putus akses pendidikan, kelaparan dan gizi buruk, rumah tidak layak huni yang mengancam jiwa, listrik darurat desa isolir, kebencanaan, dan jembatan darurat.

"Kalau sudah di (kategori) tujuh itu, masuk langkah kedua yakni bicara tingkat kedaruratan atau prioritas, bisa dilihat dari letak wilayah atau ekonomi," tutur Hemansyah yang menjabat sebagai Penanggung Jawab JQR.

Setelah mendapat aduan dari warga, JQR bergerak dengan mekanisme sistem atau tata kelola kategori wilayah dan skala prioritas. JQR langsung validasi aduan tersebut. Lalu terjun ke lokasi untuk cek untuk menyampaikan bantuan. "Dari perjalanan hampir setahun ini, berikutnya kami ingin kota/kabupaten punya unit yang sama. Selama ini, banyaknya (aduan) dari Sukabumi, Pangandaran, sampai Garut. Kawasan Pantura sedikit," kata Hermansyah.

Semakin Ngabret

Warga menaruh harapan besar kepada layanan JQR. Dika Ramdani, warga Garut, merasakan langsung efektifnya JQR, berharap ke depannya program besutan Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini terus eksis sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

"Responsnya bagus. Tingkatkan lagi pelayanan. Semakin lebih ngabret (bahasa Sunda yang artinya mengebut)," ucap Dika yang pernah melaporkan seorang warga Garut yang sakit ke tim JQR.

Kiki Kurnia, warga Bandung, menyampaikan hal senada. Kiki juga menjadi saksi atas kinerja tim JQR yang merespons aduannya.

"Masukan dari saya, JQR konsisten kepada laporan yang mesti telaah dan dikaji. Lalu pelapor juga jangan seenaknya melaporkan temuannya tanpa cek ricek dan data. Ya jangan asal lapor," kata Kiki.

Hikayat Jempol Warganet dan Relawan Respons Cepat di Jawa BaratNenek Ibtiah yang rumahnya diperbaiki lewat program JQR. (Foto: tangkapan layar Instagram akun @jabarquickresponse)
Penerima manfaat layanan JQR pun buka suara. Ungkapan mereka yang terbantu program ini didokumentasikan melalui akun Instagram JQR. Salah satunya video menampilkan seorang nenek bernama Ibtiah yang rumahnya diperbaiki. Sebelumnya, warga melaporkan rumah milik Ibtiah yang rusak dan tak layak huni di Desa Rangkap Jaya, Kecematan Lengkong, Jampang Tengah, Sukabumi.

"Pa gubernur hatur nuhun, ibu Ibti dipangdamalkeun bumi (pa gubernur terima kasih, ibu ibti dibuatkan rumah)," ucap Ibti, sebagaimana diposting di @jabarquickresponse, pada 24 April 2019.
Halaman 2 dari 5
(bbn/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads