Dalam kompetisi yang diadakan pada 22-24 Agustus ini, PSM Unpad berhasil menyabet tujuh gelar, yakni Gran Premio Citta d'Arezzo, 1st Winner of Sacred Music Category II, 2nd Winner of Monographic Program Category IV, 3rd Winner of Compulsory in Mixed Choir Section, Public Prize for Internasional Folksong Category VI, Special Prize of Best Performance For Living Italian Composer, dan terakhir Special Prize of Interpretation for Contemporary Piece from Piero Ceraccio 'Ubi Caritas'.
PSM Unpad tergabung dalam Gerakan Indonesia Kirana 2019. Gerakan tersebut merupakan gerakan yang bertujuan mempromosikan brand budaya Indonesia dalam kompetisi internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peserta ada 14, sudah di-screening, Indonesia jadi satu-satunya perwakilan dari Asia di kompetisi ini," tutur Dewi via sambungan telepon, Senin (26/8/2019).
![]() |
"Ada namanya opening concert. Kita berkesempatan nih untuk membawakan lagu daerah. Kita pilihnya lagu khas dari Aceh itu ada Bungong Jeumpa," tuturnya.
Menurut Dewi, dalam kompetisi ia dan timnya mencoba mengenalkan musisi lokal di kancah internasional. Pada kategori Monographic Program, Dewi mengatakan, PSM Unpad secara sengaja memilih komposer muda Indonesia, Ken Steven.
"Kompetisi ini merupakan 1 dari 6 kompetisi bergengsi di Benua Eropa. Kita juga sekalian mengenalkan musisi-musisi berbakat dari Indonesia di kancah internasional," tutur mahasiswa psikologi tersebut.
![]() |
"PSM Unpad sendiri akan mengadakan konser tahunan di bulan November di Bandung dan Jakarta. Ini jadi proses persiapan juga buat kita agar bisa mempersiapkan diri ke depannya untuk melaju lebih tinggi, tentunya kami masih harus banyak berjuang," ucap Dewi. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini