Kemarau Masih Panjang, 5 Kecamatan di Ciamis Sudah Krisis Air Bersih

Kemarau Masih Panjang, 5 Kecamatan di Ciamis Sudah Krisis Air Bersih

Dadang Hermansyah - detikNews
Kamis, 08 Agu 2019 15:10 WIB
Lima kecamatan di Ciamis sudah mengalami krisis air bersih. (Dadang Hermansyah/detikcom)
Ciamis - BPBD Kabupaten Ciamis menyebut musim kemarau di Kabupaten Ciamis berdasarkan perkiraan BMKG berlangsung sampai Oktober. Bulan Agustus ini merupakan puncak musim kemarau di Ciamis. Sedikitnya lima kecamatan sudah mengalami kekeringan.

"Puncak musim kemarau di Ciamis perkiraan BMKG pada bulan Agustus ini. Untuk awal musim hujan diperkirakan bulan November," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ciamis Ani Supiani saat Rakor Penanganan Kekeringan bersama TNI, Polri, dan instansi lainnya di BPBD Ciamis, Kamis (8/8/2019).


Dari 26 kecamatan di Ciamis, lima kecamatan sudah melaporkan kekurangan air bersih ke BPBD dan sudah diasesmen. Lima kecamatan itu adalah Ciamis, Pamarican, Cijeungjing, Cikoneng, dan Cidolog. Sampai saat ini BPBD Ciamis telah mendistribusikan 222 ribu liter air bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kecamatan Pamarican, terutama di Desa Margajaya, paling parah terdampak kekeringan. Warga harus mengambil air 2-5 kilometer. Memang kondisi di sana sumur warga sudah mengering," ucap Ani.


Surat edaran Bupati Ciamis juga telah disebar berisi imbauan agar warga menghemat air karena kemarau masih panjang. Terkait dengan gerakan sedekah air, BPBD meminta semua pihak berkoordinasi dengan BPBD supaya penyaluran air bersih tepat sasaran dan menentukan skala prioritas berdasarkan hasil survei di lokasi.

"Data harus satu pintu. Kalau ada laporan kekurangan air, koordinasi dengan BPBD. Kalau mau menyedekahkan air, kabari BPBD supaya dicatat," ucapnya.

Kemarau Masih Panjang, 5 Kecamatan di Ciamis Sudah Krisis Air BersihFoto: Dadang Hermansyah/detikcom)
Sementara itu, Asda 2 Setda Kabupaten Ciamis Wasdi mengatakan musim kemarau setiap tahun pasti terjadi. Namun seolah warga tidak siap menghadapinya. Untuk itu, upaya edukasi masyarakat perlu dilakukan.

"Jadi perlu edukasi ke masyarakat, seperti menghemat air, melakukan penanaman pohon yang mampu menyerap air. Pengurangan penggunaan plastik dan membuat resapan air. Jadi ada langkah-langkah penanganan jangka panjang," ujarnya.



Krisis Air Bersih di Jambi, 5.000 Liter Disalurkan Gratis:

[Gambas:Video 20detik]

(tro/tro)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads