Ketua Yayasan Ngruki Dimakamkan di Kompleks Ponpes Nurussalam Ciamis

Ketua Yayasan Ngruki Dimakamkan di Kompleks Ponpes Nurussalam Ciamis

Dadang Hermansyah - detikNews
Senin, 05 Agu 2019 10:42 WIB
Foto: Dadang Hermansyah
Ciamis - Ketua Yayasan Pendidikan Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo, Wahyudin, wafat pada Minggu (4/8). Para santri dan ikhwan menghadiri proses pemakaman di kompleks Ponpes Nurussalam, Desa Kujang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (5/8/2019) pagi.

Jenazah ustaz Wahyudin tiba di Ponpes Nurussalam, Cikoneng, sekitar pukul 06.30 WIB. Diantarkan menggunakan mobil ambulans Ponpes Al-Mukmin Ngruki. Jenazah langsung dibawa ke masjid Ponpes Nurussalam untuk disalatkan.


Salat jenazah berlangsung dalam beberapa kloter, karena yang melayat dari santri, alumni, ikhwan dan masyarakat terus berdatangan. Sekitar pukul 08.00 WIB dilaksanakan proses serah terima jenazah dari Ponpes Islam Al-Mukmin kepada pihak keluarga di Ponpes Nurussalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar pukul 08.30 WIB jenazah dibawa ke pemakaman yang berada di belakang masjid Ponpes sesuai wasiat dari almarhum yang ingin dimakamkan di lokasi tersebut. Ustaz Wahyudin pendiri Ponpes Nurussalam, Cikoneng, Ciamis. Ia mendirikan ponpes tersebut pada 1 Juli 1987, setelah menimba ilmu di Pesantren Gontor.

Ketua Yayasan Ngruki Dimakamkan di Kompleks Ponpes Nurussalam CiamisPemakaman Wahyudin, ketua Yayasan Pendidikan Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo, di Ciamis, Jawa Barat. (Foto: Dadang Hermansyah/detikcom)
Andi Ali Fikri, keponakan Wahyudin, menuturkan pihak keluarga dan pesantren sangat kehilangan sosok yang menjadi panutan. Menurutnya, Wahyudin memiliki dedikasi dalam keilmuan, mengayomi, memahami dan mencintai para santrinya sepenuh hati.

"Saya melihat beliau itu pendidikannya bukan hanya teoritis saja, tapi aplikatif. Sosok beliau sangat memotivasi para santri untuk terus menimba ilmu agama. Beliau memiliki kapasitas ilmu yang luar biasa," ujar Andi usai pemakaman.


Menurut Andi, hal yang paling berkesan dari ustaz Wahyudin ialah hafal semua kitab yang diajarkannya kepada santri, tanpa harus melihat isi dari kitab tersebut.

"Beliau sangat hafal dan paham, meskipun kitab itu sangat tebal tapi tahu bab apa dan halaman berapa. Pepatah dari beliau yang masih saya ingat, hidup itu harus semangat, berjuang dan bermanfaat bagi masyarakat," kata Andi. (bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads