Saat erupsi terjadi, Jumat (26/7/2019) sore, pria kelahiran Taiwan itu tak sempat menutup gerai tokonya. Ia pikirkan saat itu ialah lari menyelamatkan diri saat abu vulkanik menerjang kios-kios dan bangunan lainnya.
"Saya langsung lari, tidak sempat menutup kios. Selama 10 tahun berdagang di sini, saya baru pertama kali mengalami hal ini," ujar Agung kepada detikcom, Senin (29/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ia pun baru bisa mengakses kiosnya hari ini. Sebelumnya, ia memastikan terlebih dahulu kondisi dan keselamatan di zona wisata Kawah Ratu.
"Tenang, semua makanan di sini tertutup oleh plastik rapat. Jadi masih bisa dijual lagi, sekarang sedang saya bersihkan," ujar Agung yang menikahi wanita Lembang 13 tahun yang lalu.
Ia berharap esok, TWA Tangkuban Perahu bisa kembali dibuka. "Mudah-mudahan bisa kembali normal lagi," kata Agung.
Hal serupa dilakukan Kiki (29). Sejumlah barang dagangannya berupa aksesoris gelang, kalung dan tas, terselimuti abu vulkanik.
"Saya segera berlari ke tempat yang lebih aman, gelap sekali di sana. Saya baru pulang setelah hujan abu mulai surut, saya pakai sepeda motor dan jalan pun licin sekali," tutur Kiki.
Simak Video "Suasana di Akhir Pekan Pascaerupsi Tangkuban Perahu"
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini