Jasad Ali sebelumnya sudah terkubur selama satu tahun di area pemakaman keluarga, Kampung Sukarajin, RT 1 RW 8, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukanagara. Wiharna menggali kuburan dan mengambil jasad sang ayahnya itu pada Jumat (19/7).
Keluarga menegaskan bahwa jenazah Ali bukan hendak dipindahkan oleh Wiharna. "Posisi jasad tidak dipindahkan, hanya dinaikkan. Intinya saya menolak ini jadi pergunjingan," kata Hendra, adik kandung Wiharna, Minggu (21/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keluarga keberatan dengan (unggahan) itu, yang merekam juga kami kurang tahu masih dicari. Pihak keluarga berharap informasi ini jangan terus diviralkan. Datang saja ke rumah minta maaf ke keluarga," tutur Hendra.
Kepada polisi, keluarga memastikan bahwa Wiharna mengalami gangguan jiwa. "Pelakunya (pembongkar makam) anaknya sendiri. Dia menderita gangguan jiwa sejak tahun 2009," kata Kapolsek Sukanagara AKP Cahyadi.
Menurut Cahyadi, aksi Wiharna nekat menggali makam itu pertama kali diketahui oleh seorang ustaz di kampung tersebut. Saksi kemudian melaporkan hal tersebut ke ketua RW dan keluarga almarhum Ali Sugandi lainnya.
"Warga minta kita cepat datang, sampai di lokasi kita lakukan musyawarah. Sampai akhirnya disepakati jasad tersebut dimakamkan kembali di lokasi semula," ujar Cahyadi.
Hingga kini polisi masih mencari tahu soal motif di balik Wiharna membongkar makam tersebut. Keluarga sudah membawa Wiharna ke Panti Sosial Istana Komunitas Sehat Jiwa (KSJ) di Cipanas Cianjur.
Nurhamid Kartasasmita, pengelola Yayasan Istana KSJ membenarkan ada warga panti yang diantarkan keluarga gegara membongkar makam dan membopong jasad ayahnya.
"Dua hari yang lalu diantar keluarga. Kondisi saat ini yang bersangkutan masih terlihat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Dia bernama Wiharna. Selain menetap di panti dia juga akan menjalani pengobatan medis," ucap Nurhamid.
Simak Video Pria Cianjur Bongkar Makam dan Bopong Jasad Ayah:
(sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini