"Saat pergantian musim ada pergantian suhu yang cukup ekstrem," kata Dedy saat ditemui di Cimahi, Senin (15/7/2019).
"Cuaca di atas dan cuaca di bawah perairan akan sangat ekstrem, sehingga teraduk dan bagian organik beracun akan naik ke atas. Racunnya, racun amoniak, dari sisa pakan dan feses yang menjadi racun bagi ikan," lanjut Dedy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ikan-ikan di Kali Kemakmuran Bekasi 'Mabuk' |
Dedy menjelaskan kebanyakan ikan yang mabuk adalah ikan mas atau nila. Kendati demikian, ia belum bisa menyebutkan secara rinci berapa banyak ikan yang terdampak.
"Kalau jumlah ikan tidak bisa mengukur, karena banyak masyarakat yang tidak melapor. Saat ada kasus, ikannya sudah dikubur atau dimakan oleh manusia, karena memang tidak berbahaya kalau dimakan," kata Dedy.
Pihaknya pun menyarankan kepada peternak untuk mengurangi kepadatan ikan, terutama dalam keramba atau tambak. "Karena kalau terlalu padat, akan terjadi persaingan mendapatkan oksigen," ujarnya.
Peternak ikan di keramba jaring apung (KJA) di Waduk Saguling khawatir ikannya mabuk, imbas dari kian surutnya air karena musim kemarau.
Dedeh (45), salah seorang peternak mengaku dalam beberapa tahun terakhir ia merugi hingga jutaan rupiah. Paling parah pada empat tahun terakhir dimana ratusan ikannya mabuk lalu mati.
"Kalau air surut, ikan mabuk. Ikan nila sama patin. Empat tahun terakhir, ibu rugi jutaan soalnya air saat surut hitam," ujar Dedeh, Rabu (10/7).
Sebab itu ia khawatir ikan mabuk kembali. Kalau sudah mabuk, sambung Dedeh, ikan sulit dijual ke bandar dan berpotensi besar mati.
Dedeh mengaku saat ini memelihara ikan belasan kuintal di keramba jaring apung. "Sekarang mah relatif belum surut, masih naik," kata Dedeh.
Tonton Video Waduh! Ikan-ikan Mendadak Mabuk di Kali Bekasi:
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini