"Iya betul, kejadian waktu awal Juni. Totalnya 28 siswa, tapi sudah diselesaikan semua, sudah ada solusinya," kata Pendi saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (27/6/2019) malam.
Pendi menceritakan 28 siswa SDN 1 Sukasari sempat kesulitan untuk masuk ke SMP yang masuk sistem zonasi. Sedangkan domisili mayoritas siswanya berdekatan dengan SMPN 1 Lohbener. Namun ternyata, lokasi SMPN 1 Lohbener itu tak masuk dalam zonasi mereka, lantaran berbeda kecamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya waktu itu hanya sehari, tidak lama. Langsung kita lakukan kajian, solusinya 28 siswa itu diterima di SMPN 1 Lohbener. Ya kita tambah rombongan belajar (rombel)," ujarnya.
"Ya catatannya, kuota sekolah yang menerima itu masih memadai. Kemudian yang paling terdekat ya SMP itu," ucap Pendi menambahkan.
Ia mengingatkan orang tua siswa dan semua stakeholder sejatinya harus teliti dalam mengimplementasikan sistem zonasi agar tak terjadi kasus seperti SDN 1 Sukasari. "Jadi dalam penerapan sistem zonasi itu harus teliti," kata Pendi.
Simak Juga 'Gara-gara Sistem Zonasi, Sekolah Ini Tak Ada Pendaftar":
(bbn/bbn)