Bupati Garut Rudy Gunawan berharap masalah sampah bisa ditangani sejak di rumah.
"Kita akan anggarkan Rp 10 juta per kelurahan. Tapi ini baru bisa dianggarkan tahun depan. Setiap kelurahan dapat," ujar Rudy kepada wartawan di Pendopo Garut, Jalan Dewi Sartika, Garut Kota, Sabtu (18/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy ingin produksi sampah dari masyarakat berkurang. Salah satu caranya yakni dengan memilah sampah sejak dari rumah. Menurut Rudy, sejumlah sampah bisa dimanfaatkan menjadi barang ekonomis.
"Itu cara paling efektif untuk mengurangi sampah. Nanti sampah organik dan anorganik yang dipilih. Makanya harus ada peran dari kelurahan," katanya.
Ia optimis solusi itu bisa mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan sementara (TPS). Rudy meminta dinas terkait bekerja lebih keras menyampaikan solusi ini ke masyarakat.
"Saya minta dinas bisa menyampaikan ke masyarakat," pungkas Rudy.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Garut didera permasalahan sampah yang tak kunjung usai. Akhir-akhir ini, sampah menumpuk di kawasan perkotaan. Alasannya karena jalan menuju TPA Pasirbajing, Banyuresmi, rusak. Akibatnya truk pengangkut sampah tidak bisa melakukan pembuangan.
Kabarnya Pemkab sudah menyiapkan sejumlah langkah, selain menyiapkan uang Rp 10 juta per kelurahan untuk memilah sampah. Langkah-langkah itu antara lain menambah armada pengangkut sampah, memperluas TPA Pasirbajing serta membuang sebagian sampah ke TPA Legoknangka, Limbangan.
Pegiat lingkungan mengkritik sebagian kebijakan Pemkab Garut soal sampah. Ketua Yayasan Paragita, Gita Noorwardani, mengatakan, kebijakan yang diambil Pemkab saat ini, seperti memperluas TPA dan menambah armada angkut dinilai taakan bisa menuntaskan masalah sampah.
"Sampah-sampah kita berawal dari rumah tangga. Kenapa tidak dari sumbernya dibenerin," ujar Gita saat dihubungi detikcom, Jumat (17/5). (mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini