"Susah. Mau wudu atau minum saja tidak bisa, boro-boro untuk mandi," ujar Imam Rovii (50), warga terdampak longsor di RW 6, Kampung Cicapeu, Desa Kidangpananjung, Cililin, kepada detikcom di lokasi bencana, Rabu (15/5/2019).
Warga berupaya menampung air hujan dengan menggunakan ember seadanya untuk memenuhi kebutuhan dapur dan MCK. "Saya ingat untuk sahur saja kemarin, satu gelas diminum oleh tiga orang," ujar Imam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, dia menjelaskan, sebagian warga mulai menyambung kembali saluran air. Ia pun telah mendesak pemerintah desa untuk memulihkan kembali distribusi air bagi warga.
"Saya juga sudah bicara dengan BPBD KBB, kemarin dari BPD minta 5 rol selang, mudah-mudahan segera diwujudkan karena air ini kan sangat vital," ucap Ipin.
Selain itu, menurut dia, pasokan makanan darurat bagi warga yang terdampak bencana sempat mengalami kekurangan. "Untuk sahur juga, satu bungkus mi instan dari BPBD dibagi dua," kata Ipin.
BPBD KBB mendata sedikitnya 8 rumah masuk dalam kategori rusak berat, 13 rumah rusak sedang dan 33 rumah lainnya rusak ringan, 2 sepeda motor tertimbun.
Longsor juga mengakibatkan satu masjid rusak berat dan 166 jiwa mengungsi. Kepala Pelaksana BPBD KBB Duddy Prabowo mengatakan intensitas hujan yang tinggi yang terjadi pada malam hari menjadi pemicu bencana. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini