Bamat, Baterai Berbahan Baku Tomat Busuk yang Ramah Lingkungan

Bamat, Baterai Berbahan Baku Tomat Busuk yang Ramah Lingkungan

Yudha Maulana - detikNews
Selasa, 30 Apr 2019 15:14 WIB
Mahasiswa Unjani berhasil meniptakan baterai berbahan baku tomat busuk. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)
Cimahi - Dua mahasiswa Unoversitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) membuat baterai yang lebih ramah lingkungan. Baterai yang dinamai "Bamat" itu bahan bakunya terbuat dari pasta tomat busuk sehingga lebih aman bagi lingkungan.

Ide inovatif ini berawal dari keprihatinan Muhammad Abidin dan Fitri Isni Apriliyani melihat ancaman pencemaran lingkungan yang serius dari limbah batu baterai. Sebab, di dalam baterai terdapat kandungan zat berbahaya.

"Ada kadmium yang bisa merusak sistem saraf dan mengakibatkan kelumpuhan, ini perlu ada penanganan yang serius," kata Abidin saat ditemui di Gedung Rektorat Unjani, Kota Cimahi, Selasa (30/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kedua mahasiswa Fakultas Sains dan Informatika itu pun memulai risetnya untuk membuat baterai yang lebih ramah lingkungan. Awalnya Abidin dan Fitri menggunakan belimbing wuluh, namun hasilnya tidak optimal baik dari faktor daya mau pun ekonomis.

"Akhirnya kami mencari sayuran yang memiliki keasaman yang dengan belimbing wuluh, kemudian kami melihat tumpukan tomat busuk di pasar," ujarnya.
Bamat, Baterai Berbahan Baku Tomat Busuk yang Ramah LingkunganFoto: Yudha Maulana
Menurutnya, cara ini lebih ekonomis. Sebab Indonesia merupakan negara agraria yang bisa menghasilkan 916.000 ton tomat pertahunnya. Tapi, produksi melimpah itu semua tidak bisa dimanfaatkan. Sehingga banyak yang terbuang dan membusuk di pasar.

Setelah mendapat tomat-tomat busuk itu, mereka lumatkan dengan menggunakan blender. Pasta tomat kemudian ditampung di dalam wadah dan diukur keasamannya. Hingga tingkat keasaman yang ditentukan didapatkan, pasta tomat kemudian dimasukkan ke dalam tabung baterai yang telah dibongkar.

"Untuk sementara ini kami masih melakukan sampel seperti itu, ada Bamat yang diisi oleh pasta tomat, ada juga Bamat gabungan antara pasta tomat dengan kandungan B3 di dalamnya," katanya.


Abidin mengatakan, proses trial dan error pembuatan Bamat memakan waktu sekitar dua bulan. Ia pun telah melakukan uji coba baterai pada mesin dinamo.

Mereka membuat konsep Bamat sebagai baterai yang bisa diisi ulang, sehingga tak dibuang sekali pakai dan kembali mencemari lingkungan. Abidin mengatakan, produknya masih harus disempurnakan sebelum diproduksi massal.

"Sekarang masih dalam tahap penyempurnaan, kalau tegangannya standar 1,5 V, Bamat ini masih 1,25 Volt untuk baterai C," katanya.

Meski terbilang baru, namun Bamat buatan mereka telah mendapatkan penghargaan utama pada Himagro Incredible Festival yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang. "Alhamdulillah produk kami bersaing dengan produk dari ITB, UGM dan universitas besar lainnya," ucapnya.
Bamat, Baterai Berbahan Baku Tomat Busuk yang Ramah LingkunganFoto: Yudha Maulana
Anceu Murniati, pembimbing kedua mahasiswa tersebut mengatakan saat ini sudah ada salah satu mitra yang tertarik untuk mengembangkan Bamat.

"Tapi kami dari dunia kampus masih akan terus melakukan pengembangan, untuk mencari komposisi yang stabil dan lainnya. Kami juga akan terus melakukan inovasi," katanya. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads