Lubang kali ini terbentuk tak jauh dari lokasi terdahulu. Namun, diameter dan lebarnya lebih besar dengan kedalaman sekitar 12 meter.
"Tanah itu saluran air (sungai) di bawah. Sama aja kayak yang kemarin. Masih jalur yang sama. Bukan karena lubang karst, bukan. Karena ada saluran lama saja," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat PVMBG Sumaryono via telepon, Minggu (28/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan gemuruh yang terjadi saat lubang itu terbentuk merupakan hal wajar. Tanah ambles biasanya menimbulkan suara gemuruh.
Meski begitu, ia meminta warga sekitar tetap waspada. Terutama kepada warga yang tinggal di wilayah-wilayah di bawah lereng-lereng perbukitan.
"Artinya kalau di bawahnya enggak ada daerah pemukiman, enggak masalah. Kalau ada pemukiman, (tanah) berlereng ya waspada aja dulu. Biasanya kalau mau longsor ada retakan dulu. Kalau sebelum ada retakan enggak masalah," ujar Sumaryono.
Suara Gemuruh, Lubang Raksasa Muncul Lagi di Sukabumi:
(mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini