Getaran dan tanah ambrol masih dirasakan awak media dan warga yang ingin melihat lubang raksasa tersebut dari jarak dekat. Polisi sudah ke lokasi untuk memasang garis pengaman di pinggir lubang.
"Sampai sekarang lubangnya masih ambrol sedikit-sedikit, kami takut terus membesar. Jarak ke rumah saya sekitar enam meteran lagi. Jalan gang depan juga pasti kena karena masih ada getaran," kata Cece Sudirman (50), warga setempat, kepada detikcom, Minggu (28/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai sekarang lubangnya masih ambrol sedikit-sedikit, kami takut terus membesar.Cece Sudirman (50), warga Kadudampit Sukabumi. |
Wajar Cece dan sebagian warga lainnya merasa waswas, sebab setiap ada bunyi gemuruh, getarannya membuat kaca dan dinding rumah berderak. Menurutnya terasa seperti gempa bumi.
"Kaca dan dinding juga bergetar begitu tanah ambrol, mungkin karena jarak rumah saya yang lebih dekat dengan lubang. Selain itu ada beberapa rumah yang berdekatan juga pemiliknya merasa waswas," tutur Cece.
Pantauan detikcom, antara lubang dengan jalan gang hanya berjarak sekitar 1,5 meter. Dinding tanah di dalam lubang terlihat retak dan terus ambrol ke dasar. Aliran air atau yang biasa disebut 'coblong' terus mengalir deras menggerus dinding tanah di tepian lubang.
![]() |
"Pintu gua sampai jam 06.00 WIB tadi masih terlihat. Makin siang, karena terkena ambrolan tanah dari atas, akhirnya tertutup. Meski pun tertutup, intensitas dari air bekas hujan semalam terus membludak dari sela bekas lubang gua," ujar Cece.
Cece berharap ada tindakan dari pemerintah sebagai bentuk antisipasi agar lubang raksasa tersebut dapat segera diatasi.
"Sebenarnya udah capek minta tanggapan. Sudah sering saya minta ke aparat desa dan kecamatan harus bagaimana, tapi kan ternyata malah belum ada tindakan apa-apa," keluh Cece. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini