"Sumur di Karangligar masuk area Field Subang memang. Kita minta institusi independen dalam hal ini ITB untuk mengevaluasi kejadian itu. Kesimpulan ITB, (banjir) jelas bukan karena aktivitas hulu Pertamina. Meski begitu, fenomena ini perlu evaluasi lanjut," kata Field Manager Pertamina EP Asset 3 Armand Mel Hukom kepada wartawan, Jumat (26/4/2019).
Karangligar adalah daerah yang paling sering ditimpa musibah banjir di Karawang. Menurut catatan BPBD setempat, terjadi setidaknya 20 kali banjir di desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana, kita melakukan penambangan hidrokarbon, mengebor ratusan meter ke bawah tanah. Diameter lubangnya pun tidak besar, hanya 25 sampai 30cm. Sangat kecil. Dapat disimpulkan aktivitas tambang tidak mungkin menyebabkan penurunan tanah," kata Armand.
![]() |
Armand menuturkan, rumor tentang penurunan tanah di Karangligar yang disebabkan aktivitas tambang Pertamina sulit diterima akal. Selain karena sumur yang kecil, kata Armand gas di dalam tanah juga dilindungi lapisan batuan keras.
"Di dalam tanah, hidrokarbon dilindungi lapisan batuan keras atau tudung yang secara alamiah tidak mungkin runtuh karena lubang sumur yang kecil," tutur Armand.
Meski begitu, Armand menyatakan, mendukung ITB dan Pemkab Karawang untuk mencari tahu penyebab sebenarnya fenomena banjir di Karangligar. "Meski begitu kita suport ITB dan Pemda mencari tahu fenomena banjir tersebut. Banjir di sana kan bukan muncul dari bawah tanah," kata Armand.
Desa Karangligar kembali diterjang banjir dalam sepekan ini. Dikabarkan 35 keluarga di Dusun Pangasinan terdampak banjir setinggi 40 cm. "Yang aneh banjir terjadi saat siang terik," kata Asep Saepulloh warga setempat kepada detik.
Asep menuturkan air dari sungai Cibeet dan sungai Citarum, serta anak sungai Cidawolong limpas dan merendam rumah dan sawah warga. "Desa kami ini memang berada di lokasi pertemuan antara sungai Citarum dan Cibeet. Jadi walaupun sedang tidak hujan, tapi kami bisa mengalami banjir karena luapan dua sungai tersebut," katanya.
![]() |
Seingat Asep, fenomena banjir tak wajar ini kerap terjadi sejak 8 tahun lalu. Sejak saat itu, siklus banjir di Karangligar tak menentu. Banjir bahkan merendam rumah warga saat tidak hujan. "Pemkab Karawang belum menemukan solusi mengatasi banjir hingga saat ini," kata Asep.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana sudah berupaya menangani banjir Karangligar. Pemda Karawang sudah melakukan normalisasi sungai Citarum dan memperbaiki drainase. Namun Karangligar yang berada di wilayah Karawang Barat tetap rawan tergenang banjir.
Simak Juga 'Melihat dari Langit 'Gunung Sampah' di Pintu Air Manggarai':
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini