Hamim ialah salah satu pejuang demokrasi yang wafat saat menjalankan tugasnya dalam mengawal tahapan Pemilu 2019. Jabatan Hamim sebagai ketua KPPS 31 di kampungnya. Dia meninggal setelah sempat mendapat penanganan medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sayang Cianjur, Selasa (23/4).
"Dari pagi-pagi sekali almarhum pergi ke TPS, hari Rabu (17/4), sampai proses selesai. Pulang subuh, tidur sebentar. Bangun jam 10.00 WIB pagi, hari Kamis (18/4). Sempat minta dikerok katanya enggak enak badan," kata Lina Marlina (41), istri Hamim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minggu (21/4) almarhum sehat lagi, begitu juga Senin (22/4). Dia sempatkan waktunya bantu warga yang mau menikah dan bercerai karena dia juga menjadi amil di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Hari Selasa (23/4) kondisi kesehatannya makin parah sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia," tutur Lina.
"Banyak yang sayang ke almarhum, ke anak-anak muda juga dia jadi pembimbing. Sifatnya mengayomi, makanya banyak yang suka. Di mata keluarga, dia adalah pekerja keras, enggak pernah marah-marah. Kalau bicara juga lemah lembut," ujar Yuniar Fitriani (34).
Ucapan duka berdatangan dari berbagai pihak mulai Bupati Cianjur hingga para Hamim. "Keluarga ikhlas. Beliau benar-benar bertanggung jawab dengan tugasnya, paling setia mantengin setiap tahapan pemungutan hingga penghitungan suara. Bahkan kalau anak buahnya kelelahan, dia yang nyelingin," ucap Yuniar.