Rupanya hal tersebut telah menjadi tradisi di kampung religius ini. Sebenarnya seperti apa sejarah penggunaan tinta kunyit di tempat ini?
Tokoh agama Kampung Benda Kerep Kiai Miftah yang juga Pembina Ponpes Benda Kerep menceritakan tentang awal mula penggunaan kunyit ini. Miftah menyebut penggunaan kunyit dilakukan sejak Pemilu 2004, saat pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Yusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu pemilu 2004 itu KPU pusat datang, ada alasan-alasan yang kita jelaskan. KPU menerima. Sebenarnya kita ingin petani kunyit diberdayakan, kenapa mesti tinta. Padahal kita punya sumber daya yang bisa dimanfaatkan," kata Miftah kepada detikcom melalui sambungan telepon.
Miftah mengatakan jika semua TPS di Indonesia menggunakan kunyit maka berapa banyak kunyit yang dimanfaatkan untuk pemilu. Miftah berharap pesta demokrasi juga membawa kegembiraan bagi petani kunyit.
"Waktu pertama kali itu butuh tiga kilogram kunyit untuk empat TPS, itu masih lebih. Dulu buat sendiri, sekarang KPU yang menyediakan," katanya.
Sementara itu Ketua TPS 57 Benda Kerep Muhammad Yahya Al Mubarok mengatakan alasan lain dari penggunaan kunyit adalah untuk menjaga kesucian dalam menjalankan salat.
"Alasannya itu bisa menjaga kebersihan dan kesucian dalam beribadah. KPU memfasilitasi tinta kunyit ini," ujarnya.
Penggunaan tinta kunyit ini pun mendapat restu dari KPU. Terlebih Benda Kerep merupakan kampung religius yang inklusif.
"Masyarakat itu percaya kalau benda yang melekat di tubuhnya, bukan alamiah akan menghalangi wudu. Sehingga diperbolehkan, kita menjaga tradisi. Itu sudah sejak lama," ujar Ketua KPU Kota Cirebon Didi Nursidi. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini