Lokasi Batu Loceng diapit oleh Gunung Palasari dan Bukit Unggul, tepatnya di Desa Suntenjaya. Untuk bisa ke area situs, pengunjung harus masuk ke melewati perkebunan warga.
Menurut hikayat beredar di masyarakat, Situs Batu Loceng ditemukan pada abad ke-16 saat pemerintah kolonial Belanda membuka lahan untuk penanaman kopi. Di sana ditemukan sebuah makam dengan panjang 4,5 meter dengan kepala yang mengarah ke timur.
![]() |
Di samping makam terdapat Batu Kujang yang bentuknya mirip dengan pegangan kujang. Mitosnya, batu kujang ini akan terus bergeser condong ke bawah kalau Indonesia ditimpa musibah atau saat pergantian kepala negara.
Di sisi yang lainnya terdapat batu berbentuk lonceng dengan nama Jabang Bayi Gada Sewu Liman yang kini telah dimasukkan ke dalam sebuah ruangan. Batu tersebut berdiameter 30 sentimeter dengan tinggi 50 sentimeter.
![]() |
"Sebagian orang percaya batu lonceng punya kekuatan magis. Kalau bisa mengangkatnya sambil berdoa, apa yang diinginkan bisa terkabul. Sempat ada olahragawan yang mencoba mengangkat, tapi enggak bisa," kata Maman kepada detikcom, beberapa waktu lalu.
Di luar situs terdapat beberapa kuburan mantan kepala desa Suntenjaya dan juru kunci Batu Loceng. Kuburan itu hanya ditandai batu yang berselimutkan lumut yang tebal.
"Ada yang datang ke sini untuk berdoa, tapi hakikatnya bukan meminta kepada kuburan, tapi bermunajat kepada Allah untuk meminta berkahnya," ujar Maman.
![]() |