Jamal, ortu dari Zaki mengatakan saat aksi penganiayaan dirinya tidak mengetahui. Dia tahu anaknya dipukuli setelah ditelepon oleh mertuanya malam hari, saat Zaki pulang dari pondok pesantren (ponpes) Tajul Alawiyyin milik Bahar. Zaki memang selama ini tinggal bersama neneknya.
"Malam itu saya di telepon sama mertua saya, bilang Zaki dianiaya. Saya tanya siapa yang aniaya dijawab habib Bahar," kata Jamal yang dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan perkara penganiayaan Bahar yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Bandung di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Jalan Seram, Kota Bandung, Kamis (28/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum sempat ngobrol. Saya langsung ke Tajul Alawiyyin, tapi saya cuma di warungnya. Saya bincang-bincang dengan santri, saya nanya habib Bahar ada atau tidak," ujarnya.
Jamal lantas kembali lagi ke rumah mertuanya. Saat itu, Zaki sudah bangun dan ia langsung menanyakan kronologi kejadian tersebut. Setelah mendengar cerita dari Zaki, Jamal lantas melapor ke Polsek Kemang, Bogor.
Jamal sedih pascapenganiayaan yang menimpa anaknya itu. Saat ini kondisi anaknya masih kerap sakit.
"Saat ini secara fisik sudah bagus, cuma yang saya perhatikan kalau bicara matanya ngedip terus. Kemudian sering mimisan, darahnya juga segar. Kemudian rusuknya," tuturnya
"Saya cuma ingin mengatakan, orang tua mana yang sanggup melihat anaknya sakit. Keinginan saya tegakan hukum, tegakan keadilan," ucap Jamal menambahkan. (dir/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini