Meninjau Lahan Bekas Gusuran di Kiaracondong yang akan Jadi Superblok

Meninjau Lahan Bekas Gusuran di Kiaracondong yang akan Jadi Superblok

Tri Ispranoto - detikNews
Selasa, 05 Mar 2019 18:08 WIB
Foto: Tri Ispranoto
Bandung - Di atas lahan seluas 13,2 hektare bekas gusuran di kawasan Kiaracondong Kota Bandung dikabarkan akan dibangun superblok mewah. Soal ini, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku belum tahu. Ia hanya mengetahui lahan itu diberikan kepada BUMD PT Bandung Infra Investama (BII) sebagai penyertaan modal.

Sementara ramai di media sosial, di atas lahan itu akan dibangun superblok dengan nama Kiara Artha. Di mana akan ada hotel, kondotel, apartemen, dan juga mal.

"Secara detail, saya kurang tahu, kurang paham. Yang jelas ini pembangunan kerja sama PT BII. Apakah betul Super Block atau seperti apa saya belum tahu," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oded memastikan lahan Pemkot Bandung yang telah menjadi modal PT BII tersebut tidak boleh dijaminkan atau diagunkan oleh pihak mana pun. "Pokoknya secara teknis akan terus saya kawal," ujarnya.



Pada 2015 lalu, saat Ridwan Kamil masih menjadi wali kota, ia menyatakan lahan bekas gusuran itu akan dibangun apartemen rakyat seribu unit dan juga taman. Ribuan warga Jalan Banten, Jalan Karawang, dan Jalan Jakarta yang kena gusur, akan diprioritaskan menempati apartemen rakyat tersebut.

Selasa (3/5/2019) siang, detikcom mencoba menelusuri keberadaan lahan seluas 132.352 m2 tersebut. Jika dilihat dari atas Flyover Antapani atau Jembatan Pelangi, lahan tersebut telah mulai dibangun taman dan sejumlah bangunan lain.

Taman sedang dibangun tak lain Taman Asia Afrika yang dimulai sejak kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Taman tersebut terpantau masih berupa hamparan rumput dan tanah kosong meski sudah 16 bulan berjalan.

Di titik lain terlihat sudah mulai ada bangunan dalam tahap konstruksi. Terlihat sejumlah pepohonan yang cukup tinggi juga sudah mulai tumbuh di sekitaran lahan tersebut.

Beralih ke belakang, tepat di Jalan Banten terdapat Kampung Korea. Di tempat ini telah banyak bangunan arsitektur khas negeri gingseng. Meski sudah terbangun dan di dalamnya terlihat banyak properti, tapi lokasi tersebut belum dibuka untuk umum. Bahkan terdapat sejumlah spanduk dengan tulisan 'Mohon Maaf Kampung Korea Masih Dalam Tahap Pembangunan Segera Akan Dibuka'.

Meninjau Lahan Bekas Gusuran di Kiaracondong yang akan Jadi SuperblokFoto: Tri Ispranoto


Saat detikcom mendokumentasikan lokasi tersebut dari luar menggunakan smartphone, tiba-tiba seorang pria berbadan tinggi besar datang menghampiri. Pria yang memakai pakain safari hitam tersebut menanyakan maksud pengambilan foto.

detikcom pun memberikan penjelasan jika itu untuk kebutuhan pemberitaan, terlebih pengambilan foto dilakukan di luar bahkan di seberang bangunan. Namun orang tersebut meminta agar foto-foto segera dihapus karena perintah atasannya.

"Hapus saja. Ini tidak boleh difoto-foto," ujar pria tersebut.

Meninjau Lahan Bekas Gusuran di Kiaracondong yang akan Jadi SuperblokFoto: Tri Ispranoto


Karena pengambilan foto dilakukan di area umum dan tidak dilakukan di area dalam (privasi), detikcom merasa berhak untuk tidak menghapus foto. Merasa tak terima dengan argumen itu, pria tadi pun memanggil temannya melalui handy talky.



Tak lama seorang pria yang memakai rompi dengan berbagai atribut, salah satunya logo Satya Wira Wicaksana yang biasa digunakan oleh Polisi Militer (PM) menghampiri. Ia datang menanyakan maksud sekaligus meminta agar detikcom menghapus foto.

"Hapus fotonya. Ini buat terbit di media apa? Kapan," tanya pria tersebut.

Meninjau Lahan Bekas Gusuran di Kiaracondong yang akan Jadi SuperblokFoto: Tri Ispranoto


Di saat bersamaan, pria yang kali pertama menghampiri detikcom mendokumentasikan. Terlihat pria tersebut dengan smartphone warna putih mengambil dokumen mulai dari wajah detikcom, motor hingga detail plat nomor. Bahkan pria tersebut mencoba mendokumentasikan id card yang sebelumnya diminta oleh pria yang memakai rompi.

Kedua pria tersebut terus meminta agar detikcom menghapus foto yang telah diambil dengan alasan peritah dari atasannya. Namun karena tak digubris, keduanya pun langsung berlalu masuk ke dalam Kampung Korea. (tro/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads