Pengakuan itu diutarakan Budiansyah (29) pendaki asal Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kepada detikcom, Budi mengaku yang mendengar suara itu bukan hanya dia tapi juga beberapa temannya yang ikut dalam rombongan.
"Saya berangkat lewat jalur Gunung Putri, sampai di ketinggian kurang lebih antara 1500 - 1800 meter istirahat, ngopi-ngopi. Saat itu ada 14 orang dalam rombongan, 7 dari Cikembar, 1 dari Cicurug, 3 dari Bogor dan 3 lagi dari Bandung. Tiba-tiba kami dikagetkan dengan suara dentuman, sekitar kami juga sampai bergetar," aku Budiansyah melalui sambungan telepon dengan detikcom, Kamis (27/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi sempat memastikan suara itu ke sejumlah pendaki yang lalu lalang di depannya, ternyata mereka juga mendengar suara serupa.
"Saya tanya ke pendaki lain, ternyata mereka juga mendengar. Saya juga nanya lagi ke mereka yang sudah siap pasang tenda di Alun-alun Suryakencana mereka juga mengaku mendengar suara itu," bebernya.
Ketika diminta mendeskripsikan bentuk bunyi, Budi menjelaskan suaranya berupa dentuman. Dia juga memastikan itu bukan berasal dari petir.
"100 persen bukan (suara) petir, sepanjang pengalaman saya bolak-balik ke Gunung Gede suara petir itu jarang sekali terdengar, beda kalau ke Gunung Salak kalau ada petir terasa dekat kalau di Gede jarang karena terkait ketinggian, kalau Salak itu ketinggian 2111 Mdpl, kalau Gunung Gede 2958 Mdpl. Bentuk suara berdentum, suaranya sama seperti pada 2013-2014 saat saya memanjat Gunung Merapi, cuma yang saya dengar kemarin lebih keras," jelasnya.
Namun Budi enggan menerka-nerka sumber suara itu. "aya juga kurang tahu dari mana tapi jaraknya seperti dekat dari sebelah kanan tempat saya nge-rest," tandas dia. (sya/ern)











































