"Dengan menanam pohon bakau, kami berupaya menyelamatkan desa kami dari abrasi. Sekaligus memberi nilai tambah setelah hutan mangrove lebat," kata Sahari, Ketua Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) Karawang, kepada detikcom, di Pasir Putih, Rabu (5/12/2018).
Sahari dan puluhan nelayan di Pasir Putih menanam berbagai jenis pohon bakau sejak 3 tahun lalu. Selain jenis Api api dan Rhizophora, nelayan juga menanam bakau jenis bruguiera cyilindrica yang langka. Sahari menuturkan, mangrove tersebut memiliki akar kuat dan tahan terhadap serangan hama sehingga dapat tumbuh subur di kawasan pesisir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat detikcom menyambangi tempat itu, Sahari menyatakan ada 92 ribu pohon telah ditanam di 20 hektare pohon. Hingga saat ini penanaman terus dilakukan.
![]() |
"Waktu itu warga belum sadar akan pentingnya pohon bakau. Beberapa bahkan ada yang pindah rumah," tutur Sahari.
Kelompok nelayan di dusun tersebut kemudian memanfaatkan 20 hektare lahan dan mulai menanami pohon mangrove. Deretan pohon bakau lalu membentengi pantai Pasir Putih dari terjangan ombak. "Setelah ditanami bakau, pelan-pelan garis pantai bertambah," ujarnya.
Sahari mengatakan penanaman mangrove itu melibatkan warga setempat dan pihak swasta yang peduli terhadap lingkungan pesisir. Dalam penanaman itu, nelayan Pasir Putih dibantu oleh Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Karawang dan didukung Pertamina Hulu Energi Offshore Nort West Java (PHE ONWJ).
Ia mengungkapkan, meski beberapa area belum rimbun sepenuhnya, ia mencoba membuat sejumlah fasilitas wisata di sana. Di antaranya jogging track, jembatan kayu sejumlah saung dan sarana air bersih.
"Meski fasilitas masih seadanya, namun pantai ini mulai dikunjungi wisatawan," kata Sahari.
Pantai Pasir Putih dikenal sebagai salah satu sentra rajungan terbesar di Jawa Barat. Potensi ini kemudian dikembangkan dengan pembentukan kelompok UKM dari istri nelayan untuk membuat produk makanan dari rajungan. "Diharapkan nantinya semakin banyak istri nelayan yang aktif di kelompok sehingga mereka bisa berkontribusi mendukung kegiatan ekonomi keluarga," kata humas PHE Agus Sudaryanto.
Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Teddy Rusfendi Sutisna mengatakan pemerintah telah mengembangkan objek wisata mangrove di Desa Pasir Putih, Kecamatan Cilamaya Kulon pada lahan seluas 20 hektare. "Penanamannya melibatkan warga dan nelayan setempat," kata Teddy.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyatakan pihanya sudah bekerjasama dengan Universitas Indonesia dalam menangani masalah lingkungan di pesisir Karawang. "Kerja sama ini akan menjadi pengetahuan baru bagi kami. Sehingga menjadi bahan dasar membentuk kebijakan pemda," ujarnya.
Mudah-mudahan bisa memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan di Kabupaten Karawang. Sebab pakar lingkungan hidup Universitas Indonesia memprediksi, dalam 20 tahun mendatang, pesisir di Kabupaten Karawang akan tenggelam," tutur Cellica. (bbn/bbn)