Berdasarkan pantauan detikcom, lemari kecil berwarna merah berdesain vintage itu berada di pinggir jalan. Jalan Asia Afrika yang padat dilalui kendaraan maupun pejalan kaki, nampaknya kurang nyaman untuk spot membaca.
Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha mengaku menyambut positif program tersebut. Namun, perlu ada kajian lebih jauh agar keberadaan perpustakaan jalan berdampak positif terhadap masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kajian mengenai penempatan, Pemkot Bandung juga memetakan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan publik. Sehingga, sambung dia, buku yang disediakan dapat memberikan pengetahuan bermanfaat.
"Apakah mereka bisa membaca di sana dengan hingar bingarnya kondisi kemacetan di Kota Bandung, lalu lintas padat, panas matahari. Kan tidak semua orang berkemampuan membaca ditempat yang ramai, tetapi juga banyak mereka yang ingin membaca ditempat yang nyaman," tutur Achmad.
![]() |
"Kenapa tidak di taman taman yang sudah ada saat ini. Karena di taman taman mereka bisa berkumpul, membaca, diskusi bagi anak anak sekolah, mahasiswa. Ketimbang taman taman ini ditempatkan untuk kencan mencari jodoh," ujarnya.
"Karena kan gini, membaca di pinggir jalan itu juga harus dilihat dari segi kesehatannya dengan sambil mengisap asap knalpot kendaraan yang tidak baik," Achmad menambahkan.
Sejak dipamerkan pada Agustus 2018 oleh Ridwan Kamil, saat itu masih menjabat wali kota Bandung, perpustakaan mini memang belum berfungsi. Belum tersedia buku dalam lemari kaca perpustakaan tersebut. Lemarinya pun digembok. (mud/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini